Berdansa di Atas Tubuh Binasa

Seperti telah diduga sejumlah pewarta foto di Indonesia, peristiwa pembunuhan dubes Rusia untuk Turki Andrei Karlov layak menjadi representasi wajah kekerasan yang menggejala di seantero belahan dunia. Peristiwa tragis yang terjadi dalam sekejapan mata di suatu galeri di Ankara pada malam 19 Desember itu akhirnya dicuplik dewan juri kontes World Press Photo (WPP) sebagai Foto Terbaik Dunia sepanjang tahun 2016.

Pewarta foto senior Turki, Burhan Ozbilici, yang bekerja untuk kantor berita Associated Press (AP), berhasil membidik rangkaian peristiwa sadis itu dalam jarak dekat, tepat di hadapan podium yang kala itu menjadi pentas pusat perhatian saat dubes kawakan Rusia tengah menyampaikan sambutan pembukaan pameran foto tentang Turki yang diabadikan sejumlah fotografer Rusia.

Imaji yang diabadikan Burhan memperlihatkan momentum puncak saat seorang polisi yang sedang cuti, Mevlut Mert Altintas, mengangkat tangan kirinya dan berteriak, "kenanglah Aleppo, ingatlah Syria". Di tangan kanannya tergenggam sepucuk pistol setelah digunakannya untuk membantai Karlov yang terbujur tak bernyawa di lantai galeri.

Sebelum ditetapkan sebagai Foto Terbaik WPP 2017 yang pengumumannya dilakukan pada Senin (13/2) di Amsterdam, imaji tersebut terlebih dahulu memenangi pemenang utama foto cerita kategori Spot News bertajuk "An Assassination in Turkey".

Ketua dewan juri WPP 2017 Stuart Franklin dari Magnum mengatakan, "Saya pikir imaji tersebut merupakan sebentuk foto berita yang menohok dengan dahsyat. Itu bukanlah sekadar sepetik foto, menurut saya Burhan adalah seorang pewarta foto yang sangat berani, sehingga membentuk komposisi foto berita yang luar biasa, di samping itu dia juga berhasil dengan tenang mengabadikan peristiwa yang mengejutkan itu dengan momentum yang tepat".

Sementara itu, editor eksekutif AP, Sally Buzbee berkomentar, "Imaji yang menyentak dari Burhan tak lain lahir dari potensi dan pengalaman, memotret dalam tekanan luar biasa sekaligus sebagai bentuk pengabdian dan kepekaan yang menjadi landasan misi pewarta AP secara global. Kami amat bangga dengan segenap pencapaiannya".

Dalam video yang dipublikasi situs WPP terkait pengumuman pemenang kontes, Burhan bersaksi bahwa dirinya sangat sadar risiko dari tindakannya untuk memotret adegan tersebut adalah kematian, namun Burhan memilih menempuh risiko itu untuk tetap tenang dan mengabadikan rangkaian peristiwa yang kemudian diambil dewan juri sebagai pekikan lantang melawan kekerasan dan terorisme yang tengah melanda bumi.

Beberapa saat setelah peristiwa bersejarah itu terekam dalam kamera Burhan, Altintas sendiri tewas dalam baku tembak dengan petugas.

Para kampiun foto jurnalistik sepanjang 2016 tersebut merupakan bagian dari 80.408 foto yang diterima panitia WPP, yang diabadikan 5.034 pewarta foto dari 125 negara. Sebagai catatan, kontes ini hanya diikuti 45 fotografer dari 25 negara ketika digelar untuk pertama kalinya di Amsterdam pada tahun 1955.

Selain penghargaan tertinggi untuk Burhan, WPP juga memilih Daniel Berehulak (The New York Times) sebagai pemenang foto cerita dan Laurent Van der Stockt (Getty Reportage/Le Monde) sebagai pemenang foto tunggal dalam kategori General News. Sedangkan untuk kategori Contemporary Issues, terpilih Jonathan Bachman (Thomson Reuters) sebagai pemenang foto tunggal dan Amber Bracken dari Kanada sebagai pemenang foto cerita.

Untuk kategori Long-Term Projects, terpilih Valery Melnikov (Rossia Segodnya) untuk karyanya "Black Days of Ukraine". Di kategori Nature, Francis Perez menyabet pemenang foto tunggal dan Brent Stirton meraih pemenang foto cerita. Pemenang lainnya: Magnus Wennman (tunggal) dan Michael Vince Kim (cerita) untuk kategori People; Tom Jenkins (tunggal) dan Giovanni Caprioti (cerita) untuk kategori Sports; Paula Bronstein (tunggal) dan Tomas Munita (cerita) untuk kategori Daily Life.

Seperti yang sudah-sudah, kontes WPP selalu menjadi suara bagi para pewarta foto dunia. Telah begitu banyak para pewarta foto yang gugur dalam tugas. Terakhir, kita kehilangan Tim Hetherington dan Chris Hondros di medan laga Libya. Konstelasi kekerasan dan terorisme telah mencuri panggung pertunjukan dunia, termasuk saat Altintas meneriakkan prinsipnya yang radikal. Kita seperti ditarik kembali untuk menatap dalam-dalam imaji pembunuhan pangeran Austria di Sarajevo, penyebab meletusnya Perang Dunia I.

Sayang, beberapa jam setelah AP menyiarkan berita kemenangan Burhan di WPP 2017, meme yang menggunakan foto tersebut telah ramai menghiasi halaman-halaman dunia maya. Pemilik akun Twitter Owen Beake, menambahkan dua tokoh film keras Quention Tarantino, John Travolta dan Samuel Jackson, di samping foto Altintas. Meme lain dari Beake malah lebih parah lagi, wajah Altintas di-sandwich dengan tampang John Travolta tengah bergaya, sementara di lantai disko Saturday Night Fever terbujur tubuh kaku sang dubes Karlov.

oscar motuloh
Galeri Foto Jurnalistik Antara


Foto: Seorang pria disiram susu magnesium setelah disemprot lada saat pemblokiran polisi di jalan utama 1806 dekat Cannon Ball, North Dakota, Minggu, 20 November 2016. ANTARA FOTO/Amber Bracken/Courtesy of World Press Photo Foundation/Handout via REUTERS

Pewarta: Oscar Motuloh | Editor:

Disiarkan: 14/02/2017 11:07