MENDULANG PAHALA DI NEGERI KANGURU

Suasana Gold Coast Mosque saat memasuki waktu Salat Asar, di Gold Coast, Queensland, Australia.
Hamdi Bahar menunjukkan stok buah-buahan dan makanan untuk persiapan iftar selama Ramadan.
Hamdi Bahar (kiri) dan Conny Kurniawati mempersiapkan sejumlah bahan untuk berbuka puasa bagi umat Muslim yang datang ke Gold Coast Mosque, Queensland, Australia.
Hamdi Bahar (kanan) berbincang dengan umat Muslim lainnya sebelum berbuka puasa.
Hamdi Bahar mengumandangkan azan Magrib
Ratusan umat Muslim yang tinggal di Gold Coast menyempatkan diri untuk melakukan iftar di Gold Coast Mosque.
Anak-anak turut berbuka puasa saat azan Magrib dikumandangkan.
Anak dari Wati, Putri Aqilla Zafira usai membersihkan tempat umat Muslim melakukan iftar.
Hamdi Bahar telah tinggal di Australia selama puluhan tahun.
Wati (kedua kiri) dan anaknya Fathina Khairunnisa (kiri) menunaikan Salat Tarawih pertama bersama umat muslim lainnya di Bulan Ramadan.
Lafadz Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang berada di salah satu kios milik masjid.
Umat Muslim yang tinggal di Gold Coast, Queensland, Australia usai makan bersama, beranjak menunaikan Salat Tarawih.

Sore itu, matahari sudah condong ke barat. Sejumlah orang dengan paras khas Timur Tengah mulai bergegas menyiapkan masakan. Masakan itu terdiri dari 'kuskus' alias makanan utama khas timur tengah ditanak di sebuah panci besar, gulai kambing, serta sejumlah makanan pembuka puasa seperti kurma dan buah-buahan segar yang sudah dipotong-potong.

“Assalamualaikum sister”, sapaan salam itu kerap dilontarkan saat sesama umat Islam bertemu di Gold Coast Mosque. Salam tersebut dilanjutkan dengan saling mencium pipi kiri dan kanan, lalu menanyakan kabar keseharian. Sesekali terdengar canda dan tawa. Keramahtamahan itu terlihat saat umat Muslim mengawali rangkaian ibadah di awal bulan Ramadan di Masjid Gold Coast, Queensland, Australia.

Umat Muslim di Gold Coast berjumlah sekitar 8000 orang yang berasal dari 60 negara, termasuk Indonesia. Dari sekian banyak umat Islam itu, sejumlah orang Indonesia memutuskan untuk menjadi relawan masjid. Tugas relawan masjid yaitu membantu pengurus masjid setiap hari Jumat di bulan-bulan biasa dan setiap hari di Bulan Ramadan. Para relawan yang sifatnya sukarela tersebut tentu tidak mendapat imbalan materi, namun berharap berkah dan pahala dari berbuat kebaikan terhadap sesama manusia adalah tujuan dari para relawan.

Dari 12 orang relawan masjid di Masjid Gold Coast, terdapat sejumlah orang Indonesia yang ikut sibuk selama Ramadan. Jika di bulan-bulan biasa, relawan masjid hanya mempersiapkan pasar Jumat yang diadakan sebelum dan sesudah Salat Jumat, maka selama bulan Ramadan, relawan mempunyai tugas tambahan yaitu mempersiapkan makanan untuk iftar atau buka puasa untuk semua umat Islam yang datang ke Masjid Gold Coast.

Conny Kurniawati (48 tahun) atau kerap dipanggil Bu Wati adalah salah satu relawan masjid yang paling aktif. Wati yang statusnya hingga kini masih WNI tersebut juga melibatkan kedua anaknya, yaitu Putri Aqilla Zafira dan Fathina Khairunnisa untuk membantu mempersiapkan buka puasa bersama dan makan gratis untuk mereka yang datang ke Gold Coast mosque. Wati sudah puluhan tahun tinggal di Australia dan memiliki suami orang Australia. Dua tahun terakhir Wati memutuskan menetap di Gold Coast dan selama dua tahun berturut-turut, ia dan dua anaknya menjadi relawan di Masjid Gold Coast.

Sementara Hamdi Bahar (70 tahun), pria asal Indonesia tersebut adalah muadzin di Gold Coast Mosque. Sejak pertama kali dibangun, orang-orang asal Indonesia selalu terpilih menjadi muadzin di masjid tersebut. Selain bertugas mengumandangkan adzan, Hamdi juga mempersiapkan berbagai hal jika ada jenazah umat muslim yang akan disalatkan di masjid.

“Ya saya bantu-bantu siapin dari jenazah tiba, dimandikan, hingga siap disalatkan dipimpin Imam masjid,” ujar pria yang berkulit sawo matang tersebut sambil menunjukkan kamar jenazah di masjid tersebut.

Selain mereka yang menjadi relawan, orang Indonesia juga kerap datang ke masjid tersebut. Masjid yang dibangun tahun 1996 itu menjadi salah satu tempat silaturahmi atau melepas rindu dengan sesama pendatang dari tanah air yang berkunjung ke Queensland, Australia.


Foto dan Teks: Rosa Panggabean

Pewarta: Rosa Panggabean | Editor:

Disiarkan: 06/06/2017 02:00