KETIKA NARAPIDANA MENJADI SENIMAN

Sipir penjara mengawal para narapidana ke arena pentas kesenian di Taman Budaya Denpasar.
Tangan narapidana diborgol saat mereka digiring ke arena pentas kesenian di Taman Budaya Denpasar.
Sipir penjara membuka borgol di tangan narapidana menjelang pentas kesenian di Taman Budaya Denpasar.
Tiga narapidana berhias menjelang pentas kesenian di Taman Budaya Denpasar.
Seorang narapidana menggelar doa-doa sebelum grup keseniannya pentas di Taman Budaya Denpasar.
Sejumlah narapidana memeriksa pakaian tari menjelang pentas kesenian di Taman Budaya Denpasar.
Para narapidana menjalin kekompakan menjelang pentas kesenian di Taman Budaya Denpasar.
Para narapidana membawakan drama tari "Duka Mewali Suka" di Taman Budaya Denpasar.
Para narapidana membawakan drama tari "Duka Mewali Suka" di Taman Budaya Denpasar.
Seorang narapidana membawa perlengkapan tari yang mereka siapkan dari penjara.
Para narapidana menyempatkan diri berfoto dan menikmati suasana Taman Budaya Denpasar.
Seorang narapidana menangis saat bertemu dengan keluarganya di sela pementasan kesenian di Taman Budaya Denpasar.

Meski satu tangannya diborgol dengan rekan lainnya dan dalam kawalan ketat sipir penjara, para narapidana itu tetap penuh tawa dan canda saat mereka digiring di kawasan Taman Budaya Denpasar.

Para narapidana yang sebagian besar tersangkut kasus narkotika tersebut juga tampak menikmati suasana "jalan-jalan" di luar penjara walaupun hanya beberapa jam saja.

Mereka dihadirkan di Pesta Kesenian Bali ke-39 sebagai duta seni yaitu partisipasi kesenian warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan untuk pertama kalinya.

Narapidana yang terdiri dari lima wanita dan 18 pria tersebut merupakan pilihan dari ribuan narapidana di lapas terbesar di Bali itu karena kemampuannya menguasai kesenian selama mereka dalam pembinaan.

Seorang narapidana wanita, Putu Yanti selaku penata tari mengatakan dia dan rekan-rekannya sangat senang dan bersemangat untuk tampil membawakan tarian.

"Apa lagi bisa pentas di Pesta Kesenian Bali yang bergengsi ini, sungguh luar biasa senangnya", kata Putu Yanti.

Dia mengatakan, grup keseniannya itu telah melakukan persiapan yang matang bahkan sudah berlatih dari jauh sebelumnya karena ingin pentas sebaik-baiknya di hadapan masyarakat.

"Kami ingin menunjukkan kami mampu berkreativitas positif di penjara dan bukanlah sampah masyarakat", katanya.

Dalam penampilan perdananya di luar lapas kali ini, narapidana yang tergabung dalam Sanggar Seni Semeton Lapas Kerobokan itu membawakan drama tari bertajuk Duka Mewali Suka yaitu sebuah cerita kesengsaraan yang mereka alami di balik jeruji besi namun memberi sebuah hikmah kebahagiaan.

Kepala Subseksi Bimbingan Kemasyaratan dan Perawatan Lapas Kelas II-A Denpasar Bobby Cahya Permana mengatakan pihaknya berkeinginan memajukan kesenian bagi warga binaan sehingga dapat menghilangkan stigma negatif terhadap lapas.

Oleh karena itu, dia juga mengatakan Lapas Kerobokan akan mengagendakan secara rutin ke depannya agar para narapidana selalu bisa ikut tampil dalam pentas Pesta Kesenian Bali.

Pementasan drama tari berdurasi sekitar 1,5 jam kali ini dikemas dalam tari Bali bercerita dengan iringan gamelan. Lemah gemulainya gerak tarian narapidana wanita dan kepiawaian narapidana pria memainkan gamelan tampak mendapat apresiasi meriah dari ratusan penonton termasuk wisatawan asing yang memenuhi tribun panggung Ratna Kanda saat itu.


Foto dan Teks: Nyoman Budhiana

Pewarta: Nyoman Budhiana | Editor:

Disiarkan: 19/07/2017 09:00