MENJAGA KEHIDUPAN LEWAT KONSERVASI DI KALEDUPA

Foto aerial hutan mangrove di Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Warga memasuki hutan mangrove di Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Foto aerial hutan mangrove yang berbatasan dengan ladang warga di Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Warga menyeret perahu di saat senja di Pulau Hoga, Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Pantai Pulau Hoga, Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Suku Bajo yang juga tinggal di Kaledupa mencari ikan dengan cara manual.
Gugusan Ikan Barakuda di Pulau Hoga, Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Terumbu karang di Pulau Hoga, Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Suasana Pantai Sombano di Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Pohon mangrove jenis Bruguira sp di kawasan Hutan Langgira, Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Warga bersantai di Pantai Sombano, Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Pulau Kaledupa terkenal pula dengan hamparan pohon kelapa.

“Apalagi yang kami punya kalau bukan laut,” ujar Mama Wia sambil melepas pandangannya ke hamparan biru laut di Pantai Hoga, Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Pulau Kaledupa diambil dari 'Kauhedupa' yang berarti kayu dupa, memiliki lingkungan yang lebih tenang dan seluruh pulau lebih hijau dibandingkan dengan pulau yang lain di Wakatobi. Pulau ini dikelilingi dengan pohon-pohon hutan mangrove dan kelapa di sepanjang pantai.

Warga Kaledupa memiliki kesadaran yang cukup tinggi untuk menjaga lingkungannya yang memang didominasi kekayaan alam bahari. Menurut La Fasa, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Taman Nasional Wakatobi, tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan jauh lebih tinggi jika dibandingkan pada awal tahun 2000.

Taman Nasional Wakatobi melakukan manajemen pengelolaan taman nasional. Manajemen pengelolaan taman nasional yang dibagi menjadi empat zona, yaitu zona pemanfaatan lokal, zona perlindungan bahari, zona pariwisata dan zona pemanfaatan umum.

Kehidupan bawah laut di Kaledupa merupakan salah satu yang terlengkap. Sebut saja Pulau Hoga yang memiliki 750 spesies koral dari sekitar 850 koral yang ada di dunia. Koral hidup yang berwarna-warni itu bukan sekedar menjadi potensi wisata bawah laut, namun juga berfungsi sebagai garda depan yang menstabilkan ekosistem bawah laut.

Kaledupa juga memiliki hutan mangrove terbesar di Wakatobi yaitu seluas 12,3 km persegi. Selain mangrove pantai, Kaledupa pun memiliki hutan mangrove dengan jenis Bruguira sp atau mangrove yang hidup di rawa daratan yang berada di Hutan Langgira. Selain mencegah abrasi laut, hutan bakau juga menjadi habitat Burung Maleo.

Taman Nasional Wakatobi gencar mengampanyekan zona perlindungan bahari, yang tujuannya untuk perlindungan ekosistem. Taman Nasional Wakatobi juga bekerjasama dengan kelompok masyarakat melakukan patroli rutin mencegah masyarakat melakukan pelanggaran. Pelanggaran yang biasanya terjadi antara lain warga melakukan perluasan lahan untuk perkebunan dengan memangkas lahan mangrove.

Pada akhirnya, warga Kaledupa sadar bahwa dengan ikut menjadi aktivis konservasi lingkungan sama dengan menjaga keberlangsungan kehidupan mereka sendiri.


Foto dan Teks: Rosa Panggabean

Pewarta: Rosa Panggabean | Editor:

Disiarkan: 17/11/2017 14:00