DAYAK PUNAN PENJAGA PERBATASAN

SUKU DAYAK PUNAN PENJAGA PERBATASAN Desa Long Pada merupakan desa terpencil di kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, dan berbatasan langsung dengan Sabah yang merupakan wilayah bagian negeri jiran Malaysia
SUKU DAYAK PUNAN PENJAGA PERBATASAN Desa Long Pada merupakan desa terpencil di kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, dan berbatasan langsung dengan Sabah yang merupakan wilayah bagian negeri jiran Malaysia
SUKU DAYAK PUNAN PENJAGA PERBATASAN Desa Long Pada merupakan desa terpencil di kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, dan berbatasan langsung dengan Sabah yang merupakan wilayah bagian negeri jiran Malaysia
SUKU DAYAK PUNAN PENJAGA PERBATASAN Desa Long Pada merupakan desa terpencil di kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, dan berbatasan langsung dengan Sabah yang merupakan wilayah bagian negeri jiran Malaysia
SUKU DAYAK PUNAN PENJAGA PERBATASAN Desa Long Pada merupakan desa terpencil di kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, dan berbatasan langsung dengan Sabah yang merupakan wilayah bagian negeri jiran Malaysia
SUKU DAYAK PUNAN PENJAGA PERBATASAN Desa Long Pada merupakan desa terpencil di kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, dan berbatasan langsung dengan Sabah yang merupakan wilayah bagian negeri jiran Malaysia
SUKU DAYAK PUNAN PENJAGA PERBATASAN Desa Long Pada merupakan desa terpencil di kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, dan berbatasan langsung dengan Sabah yang merupakan wilayah bagian negeri jiran Malaysia

Desa Long Pada merupakan desa terpencil di kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, dan berbatasan langsung dengan Sabah wilayah Malaysia. Desa yang berjarak 300 kilometer dari ibukota kabupaten Malinau, Kaltim itu hanya bisa ditempuh dengan menggunakan “perahu ketinting” selama 28 jam dengan menyelusuri Sungai Tubu yang penuh dengan lintasan jeram.<br />
<br />
Penduduk desa hanya berjumlah 200 orang dari suku Dayak Punan, yang mata pencarian mereka sebagian besar berkebun dan berburu babi hutan. Suku Dayak Punan dikenal sebagai suku dayak yang lebih memilih hidup jauh dari keramaian, mereka lebih suka berburu dan berkebun di hutan meski jauh dari listrik, alat komunikasi modern, dan transportasi darat.<br />
<br />
Sebagian besar hasil buruan babi hutan, mereka bakar di dalam bambu yang dikenal sebagai “buinun baka” yang merupakan makanan khas suku dayak.<br />
Seluruh kaum pria dewasa telah mahir berburu dan berkebun. <br />
<br />
Bila matahari terbenam seluruh rumah gelap gulita, hanya lampu minyak terbuat dari kaleng susu yang menerangi sebagian rumah warga, bahkan anak-anak belajar mengandalkan cahaya lampu minyak. Begitulah sekelumit cerita dari ranah perbatasan, yang meski masyarakatnya menjalani kehidupan dengan sederhana, namun merekalah sejatinya penjaga perbatasan, menjaga kesatuan NKRI. <br />
<br />
foto & naskah : Yusran Uccang

Pewarta: Yusran Uccang | Editor:

Disiarkan: 27/03/2013 10:25