MENJAGA INDONESIA DARI PULAU NDANA
Matahari mulai menampakkan wujudnya di ujung Timur Indonesia, di mana biru langit menyatu dengan birunya Samudera Hindia. Terik mentari mencapai 38 celcius mulai membakar kulit seiring kapal nelayan mulai membelah ombak melintasi perairan pulau paling Selatan Indonesia.
Tidak mudah melintasi laut Selatan Indonesia. Hanya nelayan yang mengerti dan lihai menaklukkan hantaman ombak serta derasnya arus selat Pulau Lando dan Pulau Ndana yang dapat melintasinya.
Pulau Ndana merupakan salah satu pulau terluar Indonesia, berbatasan langsung dengan negara Australia. Secara geografis, pulau Ndana berada di selatan Pulau Rote yang dapat ditempuh selama satu jam menggunakan perahu nelayan. Secara administrasi masuk dalam Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Walau berupa pulau kecil tidak berpenghuni, Pulau Ndana aman dari potensi klaim negara lain sebab pulau ini dijaga dan diduduki oleh Satgas Pengamanan Pulau Terluar XVII Yonif 5 Marinir, Yonif 743/PSY Angkatan Darat dan Pangkalan Angkatan Laut pulau Ndana.
Di atas pulau seluas 12 hektare itu berdiri barak TNI seluas 500 meter persegi. Ada patung Jenderal Sudirman yang berdiri di atas lahan seluas satu hektare.
"Tugas pokok kami di sini adalah menjaga dan menduduki pulau ini dan mengamankan secara fisik," kata Komandan Satgas Marinir Pengamanan Pulau Terluar XVII Kapten (Mar) Wahid Hasyim saat ditemui di pulau Ndana, pekan lalu.
Menurut Wahid pasukan yang menjaga pulau Ndana ini mendapat tugas selama sembilan bulan dan kemudian berganti dengan pasukan khusus lainnya. Dalam kesehariannya mereka silih berganti berjaga, mengelilingi pulau tersebut.
Meski hidup di pulau terluar dan jauh dari peradaban tidak membuat para prajurit itu melupakan aktivitas sehari-hari yang bermanfaat untuk mereka. Di sela-sela tugas negara menjaga keutuhan dan keamanan pulau terluar, mereka mengisi waktu dengan berbagai kegiatan menarik.
Wahid yang sudah tiga kali menjaga pulau terluar di wilayah Indonesia membagi tugas kepada para prajurit untuk menanam sayur mayur, menyuling air, dan memancing ikan.
"Kalau sudah ada yang mencoba masuk daerah territorial Indonesia maka wajib kita hajar," katanya.
Foto dan teks: M Agung Rajasa
Pewarta: M Agung Rajasa | Editor:
Disiarkan: 04/09/2015 16:55