METROMINI RIWAYATMU KINI
Sang Raja Jalanan, itulah julukan yang disematkan warga Ibukota kepada Metromini, moda transportasi mini bus ini terkenal dengan biaya murah namun sopirnya kerap ugal-ugalan di jalan.
Bus ukuran sedang ini pertama kali muncul pada tahun 1962 sebagai kendaraan umum pengangkut para atlet saat pesta olahraga negara-negara berkembang atau Games of The New Emerging Forces (Ganefo) sebagai tandingan Olimpiade pada saat itu.
Seiring laju modernitas, masyarakat pun membutuhkan transportasi yang aman dan nyaman, Metromini nyatanya tak mampu menjawab tantangan waktu dan tergerus perkembangan zaman.
Dengan usia yang sudah tidak muda lagi, Metromini tetap dipaksakan untuk beroperasi. Padahal jelas pemerintah melalui Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2014 tentang transportasi salah satunya mengatur pembatasan usia angkutan umum maksimal 10 tahun.
Selain itu, buruknya perawatan dan manajemen mengakibatkan banyak armadanya yang tak dirawat. Banyak komponen kendaraan yang penting bagi keselamatan penumpang seperti ban, lampu sein dan rem yang tidak lagi berfungsi dengan normal. Hal tersebut sangat membahayakan keselamatan penumpang. Data dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyebutkan selama periode Januari-November 2015, Metromini mengalami kecelakaan sebanyak 62 kali.
Untuk membenahi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta berencana untuk mengintegrasikan dengan moda Transjakarta, menaikkan standar gaji agar para sopir tidak lagi ugal-ugalan demi mengejar setoran dan juga memperbaiki kemampuan para sopir serta mengganti armada baru.
Barangkali sudah waktunya Sang Raja Jalanan menghilang sejenak dari aspal jalan Ibukota dan terlahir kembali dengan Metromini baru yang lebih nyaman dan manusiawi. Saatnya sang Raja bisa melenggak-lenggok kembali di jalanan dan menjadi kebanggaan warga Jakarta seperti dahulu kala.
Foto dan Teks: M Ali Wafa
Pewarta: M Ali Wafa | Editor:
Disiarkan: 09/01/2016 13:00