UPAYA PELESTARIAN KAWASAN TEBING HAWU
Hawu merupakan tebing yang berada di balik tebing Citatah 125 yang juga biasa disebut dengan Gunung Kapur Singgalang. Tebing tersebut memiliki sebuah lengkungan alami yang langka dan indah. Lengkungan yang secara keseluruhan merupakan lubang di dinding batu gamping tersebut mempunyai ukuran yang cukup besar.
Lebarnya sekitar 30 meter dan tinggi sekitar 90 meter dan menggantung di atas dinding setinggi 30 meter dari jalan tambang batu yang ada di bawahnya. Sehingga lengkungan alami yang berada di Gunung Hawu menjadikan bentukan alami yang cukup langka dan salah satu lengkungan yang serupa terdapat di beberapa monumen Nasional di Amerika, seperti Natural Bridge, Virginia dan Arches National Monument di Utah.
Namun sayang aktivitas pertambangan di sekitarnya menimbulkan permasalahan pada pelestarian tebing kars itu. Dampak dari aktivitas tambang dan penggalian ini berpengaruh langsung terharap penurunan keanekaragaman hayati dan satwa serta hilangnya nilai-nilai ekologi, erosi dan sedimentasi, penurunan tingkat kesuburan tanah dan perubahan bentang alam atau lahan.
Data dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat, menyebutkan 40 persen dari 58 ribu hektare hamparan karst di wilayah Jawa Barat saat ini telah rusak akibat aktivitas pertambangan, seperti di Citatah, Cibinong, Gunung Goha Sukabumi dan Gunung Kromong.
Untuk itu beberapa penggiat alam bebas dari berbagai kelompok mencoba melestarikan wilayah tersebut salah satunya adalah bagian Tebing Hawu dan Citatah. Kegiatan yang lakukan beragam dimulai dari sosialisasi kepada penduduk yang melakukan penambangan liar, berkoordinasi ke pemerintah setempat, melakukan berbagai penelitian serta memanfaatkannya sebagai destinasi wisata dan sarana olahraga panjat tebing.
Foto dan Teks: Muhammad Adimaja
Pewarta: Muhammad Adimaja | Editor:
Disiarkan: 08/12/2017 05:00