TRADISI LOMPAT BATU BAWOMATALUO
Ketika mendengar tentang Pulau Nias, sebagian orang akan tergambar dibenaknya lompat batu, satu atraksi budaya yang telah terkenal hingga ke dunia internasional. Desa Bawomataluo, merupakan salah satu desa yang terdapat tradisi lompat batu, dalam bahasa daerah disebut "Hombo Batu" atau "Fahombo".
Bawomataluo yang berati bukit matahari, dimana para warga dan wisatawan dapat melihat keindahan matahari terbit dan tenggelam. Di "Bukit Matahari" itu masyarakat akan disuguhkan berbagai ragam atraksi adat dan budaya.
Hombo Batu merupakan tradisi yang muncul dari kebiasaan berperang antar desa, masing-masing desa membentengi wilayahnya dengan batu atau bambu setinggi dua meter. Karena itu, tradisi lompat batu lahir dan dilakukan sebagai sebuah persiapan sebelum berperang.
Tradisi Hombo Batu diwariskan secara turun-temurun di setiap keluarga dari ayah kepada anak lelakinya. Namun, tidak semua pemuda Nias dapat melakukannya meskipun sudah berlatih.
Ditahun 1990-an, gambar atraksi lompat batu menghiasi uang seribu rupiah, dan atraksi tersebut telah lama menjadi daya tarik pariwisata di Pulau Nias, khususnya di Kabupaten Nias Selatan.
Wisatawan akan tercengang melihat pemuda mengenakan pakaian adat dengan gagah melompati batu setinggi dua meter dan tepuk tangan sebagai 'hadiah' bentuk ketakjuban akan atraksi tersebut.
Kepedulian dan regenerasi menjadi kata kunci agar lompat batu tetap terjaga, sehingga budaya Indonesia semakin dikenal di dunia internasional.
Foto dan Teks: Irsan Mulyadi
Pewarta: Irsan Mulyadi | Editor:
Disiarkan: 15/12/2017 01:00