MERAWAT PESONA CANDI BOROBUDUR
Candi Borobudur merupakan candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi Buddha terbesar di dunia yang didirikan sekitar abad ke delapan masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra ini berada di kurang lebih 100 km sebelah barat daya Semarang atau 40 km sebelah barat laut dari Yogyakarta.
Menilik dari sejarahnya, keberadaan Borobudur mulai dilirik dunia sejak ditemukan pada 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia bersama UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Peninggalan ini dibangun sebagai tempat pemujaan agama Buddha sekaligus tempat ziarah. Borobudur dibangun dengan gaya Mandala yang mencerminkan alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Struktur bangunan ini berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran. Dari data yang ada, terdapat sekitar 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha. Relief-relief tersebut memiliki bentuk dan ukiran yang menceritakan suatu kisah atau gambaran kehidupan zaman Jawa kuno.
Pada era pemerintahan Joko Widodo ini, Candi Borobudur termasuk salah satu dari empat lokasi wisata yang menjadi prioritas percepatan pembangunan. Seperti diketahui presiden menargetkan kunjungan wisatawan pada 2019 mencapai 20 juta orang dan pergerakan wisatawan nusantara 275 juta, serta indeks daya saing pariwisata berada di ranking 30 dunia.
Borobudur pun mulai berbenah, merawat pesonanya dengan pembangunan dan perubahan untuk menjadi lebih baik pun terus digenjot oleh pengelola demi menyumbang perolehan target kunjungan wisatawan tersebut.
Foto dan Teks: Sigid Kurniawan
Pewarta: Sigid Kurniawan | Editor:
Disiarkan: 30/01/2018 08:00