EKSISTENSI ANGKATAN LAUT INDONESIA DI KANCAH DUNIA
Pagi itu tanggal 30 Mei 2018, sebanyak 603 prajurit TNI-AL yang tergabung dalam operasi Latihan bersama Multilateral Rim Of The Pacific (RIMPAC)2018 diberangkatkan dari Dermaga Ujung, Koarmada II Surabaya, menuju Hawai, Amerika Serikat. Satu kompi Marinir, satu tim Kopaska, penyelam, MTT, penerbang dan Dispen diberangkatkan menggunakan dua kapal perang KRI Makassar-590 dan KRI Raden Eddy Martadinata-331.
RIMPAC 2018 merupakan latihan peperangan maritim multilateral terbesar di dunia. Latihan dua tahunan ini digagas oleh Armada-3 Kawasan Pasifik, Angkatan Laut Amerika Serikat (Third Fleet Command-United States Pasific Fleet, US Navy) dengan melibatkan 27 negara di Kawasan Amerika Utara, Amerika Latin, Australia, Eropa, dan Asia.
Selama di Hawai, prajurit berlatih penyamaan persepsi dengan pasukan negara lain untuk meningkatkan kemampuan taktis. Latihan bersama itu diharapkan mampu mempererat hubungan militer antar negara di kawasan Asia-Pasifik sesuai dengan motto ?Rimpac 2018 Capable, Adaptive, Partners".
Tujuan utama latihan ini adalah untuk meningkatkan interoperabilitas antar Angkatan Laut di Kawasan Pasifik, sekaligus sarana untuk meningkatkan eksistensi TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan operasi dan latihan bersama berskala Internasional. RIMPAC menunjukkan komitmen negara-negara di dunia untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalitas di bidang keamanan maritim dalam rangka bekerja sama menjaga jalur laut, melindungi kepentingan negara di luar negeri, dan menjamin kebebasan bernavigasi di kawasan pasifik.
Sejak tahun 2008 sampai dengan 2012, TNI AL telah berpartisipasi aktif dalam RIMPAC dengan mengirimkan Korps Marinir dan Observer. Selanjutnya, sejak tahun 2014, TNI AL telah mengirimkan unsur kapal perangnya sebagai komitmen Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dalam memproyeksikan kemampuan maritimnya.
Foto : Budi Candra Setya dan Serka Mar Kuwadi
Editor : Prasetyo Utomo
Pewarta: Budi Candra Setya | Editor:
Disiarkan: 20/09/2018 16:00