GELIAT GERABAH KLIPOH BOROBUDUR
Pagi itu, asap putih tampak mengepul di salah satu sudut desa yang berada di kawasan Candi Borobudur, Jawa Tengah. Sejumlah warga terlihat bersemangat memanfaatkan teriknya matahari untuk menjemur dan membakar gerabah tanah liat setelah beberapa hari sebelumnya hujan membasahi kawasan itu. Mereka membakar gerabah dengan api yang berasal dari bebakaran dedaunan pohon pisang yang sudah mengering. Agar mendapatkan hasil yang maksimal merekapun berbagi tugas, ada yang berperan menaruh dedaunan pisang diantara gerabah, ada pula yang bertugas membuat angin dengan kipas yang terbuat dari anyaman bambu.
Itulah salah satu pemandangan sehari-hari di Dusun Klipoh yang terletak Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Menurut penuturan warga, kerajinan gerabah Klipoh telah dikerjakan masyarakat setempat secara turun temurun, dari generasi ke generasi.
Ketua Kelompok Perajin Gerabah "Bina Karya" Dusun Klipoh Supoyo menuturkan Klipoh berpenduduk sekitar 600 jiwa yang sebagian warganya berprofesi sebagai perajin gerabah. Para perajin biasanya membuat gerabah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik untuk wisatawan domestik dan mancanegara yang berwisata ke Candi Borobudur dan kawasan sekitarnya. Hingga kini tercatat sebanyak 86 perajin yang masih aktif memproduksi gerabah.
Berbagai produk gerabah Klipoh diantaranya kendil, cobek, blengker, kuali, hingga anglo yang dipasarkan dengan harga mulai Rp2.000 hingga Rp30.000 per barang.
Sementara itu, guna mewujudkan kelestarian dan menggencarkan promosi kerajinan gerabah Klipoh, perajin pun membuka kesempatan bagi setiap orang untuk belajar membuat gerabah di Klipoh. Pintu Klipoh terbuka bagi para wisatawandomestik maupun mancanegara serta para pelajar yang ingin belajar mengolah tanah liat menjadi gerabah.
Teks dan Foto: Sigid Kurniawan
Editor: Andika Wahyu
Pewarta: Sigid Kurniawan | Editor:
Disiarkan: 10/12/2018 19:30