PASUKAN GABUNGAN TNI HANCURKAN AGRESOR
Begitu perintah daratkan pasukan digelorakan, maka secepat kilat pasukan gabungan melaksanakan tugasnya merebut kembali wilayah teritorial NKRI yang diduduki agresor.
Dari kejauhan puluhan KRI membombardir daratan menggunakan meriam laras panjang, sambil memuntahkan tank ampibi serta ribuan pasukan pendarat Korps Marinir TNI AL guna menguasai tumpuan pantai.
Sekelebat pesawat super canggih F16 Fighting Falcon dan Sukhoi SU-35 milik TNI AU bergemuruh di udara, mengunci sasaran dan melepaskan peluru berkendali ke tempat strategis yang diduduki musuh, disusul pesawat angkut C-130 Hercules menerjunkan ratusan pasukan payung lintas udara Kostrad.
Sementara Heli serbu Aphache AH 64E TNI AD terus menyisir dengan manuver mematikan sehingga pasukan asing tidak dapat menghambat pergerakan pasukan gabungan yang berupaya merebut kembali wilayah yang dikuasai musuh.
Tank tempur Leopard Kostrad dan tank ampibi Korps Marinir bersama pasukan infantri gabungan bergerak, merangsek ke jantung pertahanan musuh hingga berhasil menguasai dan mengambil alih wilayah yang diduduki pasukan asing.
Skenario perang modern dengan melaksanakan manuver lapangan dan fire power demo (FPD) merupakan latihan gabungan TNI dengan sandi ÒDharma Yudha 2019Ò yang melibatkan sedikitnya 12.000 prajurit matra darat, laut dan udara.
Pertempuran yang dilaksanakan di Pantai Banongan. Situbondo, dan Pusat Latihan Tempur 5 Marinir, Baluran, Jatim, itu memanfaatkan geografis Indonesia pada umumnya, serta menggunakan kecanggihan alat komunikasi baru yang terpadu antara elemen udara, laut, dan darat secara menyeluruh dimana sebelumnya belum pernah dilakukan.
Latihan gabungan tersebut selain memiliki misi menghentikan sebuah agresi yang mengancam kedaulatan bangsa, juga untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AD, TNI AL, dan TNI AU dalam kesiapsiagaan melaksanakan tugas operasi.
Foto dan teks : Zabur Karuru
Editor : Saptono
Pewarta: Zabur_karuru | Editor:
Disiarkan: 29/11/2019 16:30