BETTA SI PRIMADONA
Lapangan parkir Pasar Ikan Hias Jatinegara, Jakarta, dipenuhi manusia pada Minggu (13/9/2020) jelang tengah malam atau beberapa menit menjelang pemberlakukan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta guna mencegah penyebaran virus corona.Â
Malam semakin larut, hari pun telah berganti. Namun, kerumunan orang semakin ramai dan padat.Â
Jangankan dinginnya malam, momok kasus penularan COVID-19 yang terus meningkat di Ibukota tidak menyurutkan mereka. Tua, muda, bahkan anak-anak antusias bertransaksi atau sekadar melihat-lihat.Â
Bukan ikan-ikan hias, seperti koi, mas koki, arwana, maupun louhan. Primadona malam itu tak lain adalah ikan cupang (Betta sp.). Beragam jenis ikan cupang dengan banyak corak warna menjadi komoditas mayoritas yang dijual para pedagang setempat.
“Sejak awal pandemi Corona penjualan di sini melonjak hingga lebih dari 100 persen dan ikan cupang yang paling pesat peningkatannya. Makannya banyak pedagang yang akhirnya memfokuskan ke cupang,†kata Ujang, salah satu pedagang.
Â
Lonjakan penjualan selama pandemi COVID-19 juga dialami Tiano Morello, salah satu peternak ikan cupang di Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat.
Meski ekspor lesu akibat aksesnya yang susah selama pandemi COVID-19, Tiano mengungkapkan penjualan cupang hasil budidayanya untuk pasar domestik malah meningkat pesat hingga lebih dari dua kali lipat.
“Seiring lebih banyaknya aktivitas masyarakat untuk berkegiatan di rumah selama pandemi membuat jumlah penggiat baru hobi memelihara ikan cupang meningkat signifikan,†menurut peternak beromzet Rp100 juta-Rp150 juta setiap bulan itu.
Â
Manisnya bisnis ikan cupang selama pandemi COVID-19 membuat banyak orang terpikat, salah satunya Arifin, pedagang pakaian denim di Pos Pengumben, Jakarta Barat. Di tengah lesunya penjualan toko pakaian berbahan jeans miliknya saat pandemi, bisnis ikan cupang menjadi angin segar.
Berbagai jenis ikan cupang, dari crown tail, halfmoon, plakat, bluerims, hingga giant multicolor menjadi pajangan baru berdampingan bersama pakaian-pakaian dagangan di Toko Nyoel Jeans.co milik Arifin.Â
Â
Selain warnanya yang indah dan corak-coraknya yang unik, menurut seorang penggiat baru hobi ikan cupang, Zudiar Laeis mengatakan,  cupang juga lebih mudah dan murah pemeliharaannya dibanding ikan-ikan jenis lainnya.
Selain itu cara mendapatkannya pun semakin gampang. Untuk membeli ikan cupang tak harus keluar rumah untuk mendatangi pasar maupun toko ikan hias. Kini, kata Zudiar, dengan perangkat telepon pintar kita bisa membeli ikan cupang melalui toko daring maupun lelang di media sosial.
“Pikiran lebih rileks bila saya melihat ikan-ikan cupang saya, lumayan menjadi hiburan di tengah pandemi ini,†kata Zudiar.
Â
Tren hobi memelihara ikan cupang saat pandemi juga menjadi berkah bagi content creator atau Youtuber Dedi Yusolianto, SE yang akrab disapa Deeway Gembel. Deeway yang oleh penggemarnya dijuluki Presiden Cupang Indonesia itu mengalami peningkatan pesat jumlah subscriber (pelanggan) di channel YouTube.
“Saat ini subscriber channel saya telah mencapai 276 ribu orang,†kata pria yang membawakan tema ikan cupang pada channel YouTube-nya sejak 2016 itu.
Bahkan, bisnis peternakan yang telah dia bangun sejak 1986 terpaksa dia kendorkan produksinya untuk mendapatkan waktu lebih banyak dalam membuat konten video tentang ikan cupang.
Dengan konten video yang dia buat, Deeway berharap ikan cupang dapat bertahan menjadi primadona dan pelipur masyarakat di tengah pandemi COVID-19 yang belum tahu kapan berakhir.
Teks dan foto : Aditya Pradana Putra
Editor : Fanny Octavianus
Pewarta: Aditya Pradana Putra | Editor:
Disiarkan: 01/10/2020 13:29