CALON PELAUT ULUNG LAHIR DARI KRI BIMA SUCI
Kiasan tidak akan tercipta pelaut ulung jika hanya melewati ombak yang tenang-tenang saja. Menjadi cermin bagi 85 taruna-taruni AAL tingkat III angkatan ke-67 saat mengikuti latihan praktek Kartika Jala Krida 2020 dalam pelayaran selama 98 hari, menempuh jarak 9.910 mil laut, dimana tidak sepi dari terpaan ombak dan badai.
Kegarangan laut merupakan pembinaan alam yang akan membentuk mental dan keberanian calon pengawal samudera itu, mereka harus tegar serta sabar melewatinya.
Siang malam kadet digembleng dengan tugas dan latihan untuk menguasai materi pelayaran angkatan laut, layaknya perwira pelaut yang harus selalu siap dan bertanggungjawab mengambil keputusan dengan tepat.
Dalam pelayaran KRI Bima Suci, para kader TNI AL tersebut terus menerus melaksanakan uji ketangkasan berkelompok agar terciptanya kerja sama dalam penyelesaian masalah yang bisa timbul dalam sebuah pelayaran.
Mereka juga dapat mengaplikasikan seluruh teori yang diterima di bangku kuliah, sehingga memiliki keterampilan paripurna sebagai bekal penugasan di KRI setelah menjadi perwira nantinya.
Walaupun lelah, jiwa patriot mereka tetap bergelora ketika menyaksikan keindahan nusantara, dan keramahan penduduknya yang harus dijaga demi keutuhan dan kedaulatan NKRI.
Ketegaran calon pelaut ulung itu pun dibuktikan dengan lantangnya yel-yel para taruna yang berdiri di antara tiang-tiang layar saat melaksanakan peran parade roll, setiap Sang Bima Suci akan bersandar dan berlabuh di seluruh negeri.
Pelayaran KRI Bima Suci kali ini sangat berbeda dengan sebelumnya yang mengarungi samudera sebagai misi diplomatik, pada masa pandemi COVID-19 selain berlayar dengan mengedepankan protokol kesehatan, misi suci mengelilingi nusantara, juga menyinggahi kepulauan terluar terdepan yang tidak kalah menarik dan menantangnya.
Foto dan Teks : Abriawan Abhe
Editor : Saptono
Pewarta: Abriawan Abhe | Editor:
Disiarkan: 08/02/2021 14:55