MERAJUT DAMAI DI PERBATASAN
Bekerja bersama untuk memastikan perbatasan aman untuk setiap orang, adalah moto bagi para penjaga perbatasan Republik Indonesia (RI) dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).
Anggota TNI Angkatan Darat yang bertugas di Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Republik Indonesia-Republik Demokratis Timor Leste Yonif 743/PSY ini mengamankan 39 pos perbatasan yang terdiri 20 pos di sektor timur dan 19 pos di sektor barat.
Dengan total panjang garis perbatasan mencapai 268,8 km, terdapat empat kabupaten di Nusa Tenggara Timur yang berbatasan darat dengan Timor Leste yaitu Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka.
Kabupaten Kupang dan Kabupaten TTU dengan Distrik Oecussi (Timor Leste) dengan panjang batas sepanjang 119,7 km sedangkan Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka memiliki panjang batas 149,1 km.
Satgas Pamtas RI-RDTL mempunyai tugas pokok antara lain pencegahan terjadinya pelanggaran perbatasan (lintas batas) serta menjalin koordinasi dan kerjasama pengamanan dengan Polisi Perbatasan Timor Leste atau UPF (Unidade Patrolhamento Forientra)/PNTL.
Persaudaraan antara Satgas Pamtas RI-RDTL dengan Polisi Perbatasan Timor Leste tidak hanya sebatas pada rasa saling memiliki untuk menjaga satu sama lain, tetapi persaudaraan yang telah mengakar sejak Timor Leste masih menjadi bagian dari Indonesia. Tak jarang pasukan penjaga bertemu ketika sedang berpatroli. Hangatnya suasana kekeluargaan terpancar dari aktivitas para patriot perbatasan itu.
Eratnya ikatan kekeluargaan tersebut menggambarkan betapa Indonesia dan Timor Leste memiliki hubungan bilateral yang sangat akrab. Kedekatan ini membuktikan bahwa rekonsiliasi dapat diwujudkan. Indonesia dan Timor Leste merupakan Ôrole modelÕ dari keberhasilan sebuah rekonsiliasi.
Selain pengamanan, Satgas Pamtas RI-RDTL ini juga melakukan pengabdian kemanusiaan berupa layanan kesehatan gratis dan mengadakan program vaksinasi COVID-19 di wilayah perbatasan yang sangat sulit untuk diakses oleh kendaraan.
Hal tersebut merupakan upaya merangkul masyarakat di perbatasan untuk menciptakan kedekatan psikologis dan kepercayaan dari warga. TNI menunjukkan bahwa negara akan selalu hadir dan melayani masyarakat di mana pun mereka berada.
Foto dan teks : Galih Pradipta
Editor : Prasetyo Utomo
Pewarta: Galih Pradipta | Editor:
Disiarkan: 31/05/2022 14:35