Meneladani spirit Uwais Al Qarni
Siang itu menjelang shalat dzuhur, panas cukup menyengat di atas 40 derajat celcius di Masjidil Haram. Tiga petugas dari Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (PKP3JH) berjalan menyusuri pelataran dan menemukan seorang caloh haji yang sedang berteduh di bawah anak tangga. Tanpa berpikir panjang, mereka langsung menghampirinya.
Calon haji itu meminta tolong karena sandalnya hilang saat beribadah di Masjidil Haram. Petugaspun dengan sigap mengambil sandal yang telah dipersiapkan untuk dipakai. Mungkin terlihat sangat remeh, namun sandal itu sangat ampuh membantu jamaah agar kaki tidak melepuh saat berjalan saat siang hari.
Di hari dan lokasi yang sama, seorang petugas haji, Muslikan, melihat lansia sedang tergopoh-gopoh dan tidak kuat jalan usai beribadah. Tanpa berpikir panjang Muslikan menyiapkan punggungnya untuk menggendong calon haji itu menuju terminal Syieb Amir untuk menaiki bus shalawat menuju hotel.
Pengalaman petugas di atas hanya kepingan kecil apa yang sudah dilakukan oleh petugas haji dalam membantu para duyufurrahman atau tamu Allah. Tanpa memandang gender para petugas haji melakukan tugas untuk membantu jamaah dalam beribadah di tanah suci. Tak hanya ketika di Arab Saudi, petugas mulai melayani jamaah haji dari embarkasi tanah air hingga kembali ke daerah masing-masing.
Saat di Mekah, petugas disebar di hotel-hotel jamaah, halte-halte bus shalawat bahkan di wilayah sekitar Masjidil Haram. Pos-pos disiagakan untuk memudahkan pencarian jika jamaah haji tersesat atau terpisah dari rombongan untuk diantar hingga hotel masing-masing.
Para petugas haji yang berjumlah sekitar 4000 orang tersebut terdiri dari berbagai latar belakang mulai dari ASN, ulama, TNI dan Polri, dokter, perawat, jurnalis hingga berbagai macam organisasi keagamaan dan kemasyarakatan. Mereka dengan tulus melayani 209 ribu lebih jamaah haji Indonesia.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berpesan kepada para petugas agar melayani para jamaah seperti sedang melayani orang tua sendiri sembari mencontohkan apa yang pernah dilakukan Uwais Al-Qarni.
Uwais Al-Qarni merupakan seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan tindakannya menggendong ibunya dari Yaman ke Mekah untuk beribadah haji. Uwais tidak pernah bertemu dengan Rasulullah, namun dia sangat dihormati dan dicintai oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan, nabi mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni yang taat pada ibunya merupakan penghuni langit (surga).
Petugas haji yang membantu jamaah haji layaknya orangtuanya sendiri merupakan representasi spirit Uwais Al-Qarni. Mereka adalah orang-orang yang ikhlas membantu orang lain tanpa mengharapkan balasan serta pejuang kemanusiaan yang tidak kenal Lelah.
Dalam sambutannya usai puncak ibadah haji, Menag menegaskan jika ada yang mengatakan bahwa petugas haji tidak profesional dan tidak mampu memberi pelayanan kepada jamaah haji, maka menag sendiri yang akan menghadapi mereka karena dia menyaksikan secara langsung bagaimana petugas berjibaku melayani jamaah dengan segala keterbatasan yang ada.
Foto dan teks : Wahyu Putro A
Editor : Prasetyo Utomo
Pewarta: Wahyu Putro A | Editor:
Disiarkan: 13/07/2023 18:16