Gotong royong turunkan stunting

Sejumlah ibu menggendong anaknya saat menerima paket bantuan untuk anak pada acara Gemar Makan Ikan (GEMARI) di Kantor Lurah Serangan, Denpasar, Bali.
Petugas kesehatan mengukur lingkar kepala balita saat pelaksanaan pos pelayanan terpadu (Posyandu) di Kota Ternate, Maluku Utara.
Seorang dokter melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) kepada ibu hamil di Puskesmas Cipondoh, Kota Tangerang.
Fisioterapis memijat balita saat kegiatan Bulan Vitamin A dan Penimbangan Serentak di Posyandu Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Tumpukan kardus berisi paket Pemberian Makanan Tambahan (PMT) balita dan ibu hamil untuk pencegahan stunting di gudang Pasar Gadang, Padang, Sumatra Barat.
Relawan Ojek Makanan Balita (Omaba) berjalan menyusuri area persawahan untuk memberikan makanan kepada balita guna mencegah stunting di Gedebage, Bandung, Jawa Barat.
Anak-anak makan bersama saat edukasi gizi guna mencegah stunting di Banyuwangi, Jawa Timur.
Kader posyandu menunjukkan obat cacing yang akan dibagikan di Posyandu Aster, Bandung, Jawa Barat.
Petugas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan paket bantuan sosial kepada keluarga berisiko stunting di Masjid Desa Bak Sukon, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.
Sejumlah siswa menunjukkan telur bebek saat kegiatan Gerakan Gemar Makan Telur di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Bringin, Batealit, Jepara, Jawa Tengah.

Stunting menjadi perhatian serius pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Percepatan penurunan stunting pada Balita adalah program prioritas Pemerintah sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2020-2024.

Target nasional pada tahun 2024 yaitu prevalensi stunting turun hingga 14 persen terus dikejar oleh pemerintah melalui berbagai upaya, mulai dari tingkat bawah dengan menyaluran distribusi makanan sehat hingga tingkat dengan perbaikan sistem pendataan dan pelaporan.
Pada tahun 2022, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp44,8 triliun untuk mendukung Program Percepatan Pencegahan Stunting. Untuk tahun 2023 ini, anggaran dialokasikan sebesar Rp30 triliun.

Menurut Kementerian Kesehatan untuk meminimalisir potensi stunting pada anak dapat dilakukan dengan beberapa hal, yaitu memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga berusia 6 bulan, memantau perkembangan anak dan membawa ke posyandu secara berkala, mengkonsumsi secara rutin Tablet tambah Darah (TTD), memberikan MPASI yang bergizi dan kaya protein hewani untuk bayi yang berusia diatas 6 bulan.

Sasaran atau prioritas utama dari program pencegahan stunting ini adalah ibu hamil dan anak-anak usia 0-2 tahun atau rumah tangga dengan seribu hari pertama kelahiran (1.000 HPK). Hal ini karena kebutuhan akan kecukupan gizi bagi anak-anak adalah sejak masa kehamilan sehingga sejak masa kehamilan tersebut, harus dipastikan kondisi kesehatan dan kecukupan nutrisi bagi ibu hamil dan anak dalam kandungannya.

Kolaborasi pemerintah daerah, pusat dan berbagai stakeholder seperti lembaga non-pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi profesi, lembaga filantropi, mitra pembangunan, dan lembaga swadaya masyarakat diperlukan untuk percepatan penurunan stunting.

Wapres Ma’ruf Amin sebagai Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) Pusat menyebut, keberhasilan penurunan stunting tak lepas dari sinergi dan kolaborasi yang dibangun dengan para pemangku kepentingan dalam membuat program-program percepatan. Sehingga diharapkan akan menciptakan SDM Indonesia yang berkualitas untuk mempersiapkan generasi emas 2045.

Foto dan teks : Nyoman H, Novrian A, Andi S, Raisan, Ampelsa, Fauzan, Ayudha, Arif P

Editor : Prasetyo Utomo

Pewarta: Nyoman H, Novrian A, Andi S, Raisan, Ampelsa, Fauzan, Ayudha, Arif P | Editor:

Disiarkan: 09/11/2023 20:59