Energi terbarukan dari Ragunan

Petugas operator biodigester TMR berjalan menuju kandang untuk mengumpulkan kotoran hewan di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.
Petugas mengumpulkan kotoran Capybara di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.
Petugas operator biodigester TMR dibantu 'keeper' mengumpulkan kotoran gajah di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.
Petugas mengumpulkan sisa pakan unggas dan primata untuk dibawa ke lokasi pengolahan limbah organik di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.
Petugas memasukkan kotoran satwa ke dalam mesin cacah di lokasi pengolahan limbah organik Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.
Petugas operator biodigester memasukkan sisa pakan unggas dan primata ke dalam mesin cacah di lokasi pengolahan limbah organik Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.
Petugas mengecek tabung biodigester yang memfermentasi hasil limbah organik menjadi biogas di lokasi pengolahan limbah organik Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.
Petugas memasak di kompor biogas di lokasi pengolahan limbah organik Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.
Tumpukan pupuk padat hasil dari olahan limbah organik di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.
Petugas operator biodigester TMR menunjukkan panel listrik pengolahan limbah organik Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.
Petugas operator biodigester TMR menunjukkan lampu yang menyala hasil dari konversi biogas ke listrik di lokasi pengolahan limbah organik Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.

Pada KTT Perubahan Iklim COP28 di Dubai, dalam pidatonya Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa COP28 merupakan salah satu wadah untuk memperkuat implementasi aksi nyata dalam penanganan perubahan iklim. Ia menyerukan pentingnya kolaborasi dan kerja sama pendanaan energi baru terbarukan bagi negara berkembang.

Salah satu aksi kolaborasi nyata itu ditunjukkan Taman Margasatwa Ragunan (TMR) bersama PT Paiton Energy melalui program Waste to Energy (WTE). Dari program yang diresmikan pada 19 September 2023 lalu itu, TMR menjadi taman konservasi yang pertama yang secara mandiri mengubah limbah organik yakni kotoran hewan dan sisa pakan satwa menjadi biogas dan energi listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Biogas/PLTSa Biogas).  

Program Waste to Energy ini menjadi solusi pengelolaan limbah yang terintegrasi melalui pengembangan energi terbarukan berupa pengoperasian delapan unit mesin biodigester yang berfungsi untuk mengolah kotoran hewan dan sisa makanan. Kotoran yang dimaksud adalah kotoran gajah, nilgai dan capybara, serta sampah organik berupa sayur dan buah-buahan sisa pakan unggas dan primata.

PLTSa Biogas di TMR ini mengolah dua ton kotoran hewan dan sampah organik per harinya dan menghasilkan listrik sebesar 234 kWh. Sedangkan proses fermentasi limbah organik menjadi biogas sebelum dikonversi menjadi listrik berlangsung selama 21-30 hari. Sementara biogas yang tidak dikonversi digunakan untuk memasak para pekerja sekaligus untuk menguji kandungan gas melalui api yang dihasilkan. 

Listrik tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan WTE dan juga akan disalurkan ke ruang Pusat Edukasi pengelolaan limbah organik yang saat ini instalasinya tengah disiapkan. 

Mesin biodigester ini juga memproduksi pupuk padat dan pupuk cair organik hasil olahan limbah organik untuk pertanian yang dapat dimanfaatkan oleh unit pengelola dan juga pengunjung Taman Margasatwa Ragunan.

Meski saat ini daya listrik yang dihasilkan masih berskala mikro namun paling tidak mampu menjadi contoh nyata pemanfaatan limbah menjadi energi ramah lingkungan yang memberi manfaat bagi semua. 
 

Foto dan teks: Indrianto Eko Suwarso

Editor : Prasetyo Utomo

 

Pewarta: Indrianto Eko Suwarso | Editor:

Disiarkan: 14/12/2023 11:29