Mencari Raja Afrika
15 Mei 2004 adalah tanggal bersejarah bagi rakyat Afrika Selatan. Pada hari itu, di Zurich, Swiss, Presiden FIFA Sepp Blatter mengumumkan bahwa negara yang dipimpin Jacob Zuma itu resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010. Dalam pemungutan suara di markas Federasi Sepak Bola sejagad itu, Afrika Selatan berhasil mengantongi 14 suara sekaligus menyisihkan dua kandidat lainnya Maroko dan Mesir. Edisi ke 19 Piala Dunia ini adalah edisi pertama di Benua Hitam , sehingga menyisakan kawasan Oceania sebagai satu-satunya konfederasi yang belum pernah menjadi tuan rumah ajang empat tahunan ini.
Pesimisme muncul ketika negara yang pernah dipimpin Nelson Mandela ini ditunjuk menjadi penyelenggara Piala Dunia. Masalah sosial seperti kemiskinan, kejahatan, dan kriminalitas merupakan hal yang tidak sulit ditemui di Afrika Selatan. Penyediaan infrastruktur pendukung juga menjadi sorotan utama. Seiring dengan bergulirnya waktu, suara miring itu pun berangsur mulai mereda. Pihak penyelenggara merespon dengan komitmen bahwa mereka mampu dan bisa menjadi tuan rumah yang baik.
Tunawisma, gelandangan serta pemukiman kumuh mulai direlokasi dan ditertibkan. Sekitar 40 ribu petugas direkrut untuk mengawasi kemanan. Merekapun segera berbenah. Sepuluh stadion di sembilan kota disiapkan sebagai "medan perang". Mulai dari stadion Green Point di kota paling selatan Cape Town hingga stadion Peter Mukoba di Polokwane bagian utara.
Orang Afrika Selatan sangat tergila-gila dengan olahraga. Sepak bola adalah yang paling populer, terutama di kalangan kulit hitam. Sementara kriket dan rugby juga didominasi oleh orang kulit putih.
Ribuan penggila bola baik tua, muda, laki-laki, dan perempuan, dengan gaya dan pakaian masing-masing tumpah ruah di jalanan. Tak mengenal siapa dan dari mana. Suku Khoi, Bushmen, Xhosa dan Zulu bercampur satu melebur rasa menyambutnya. Para pemimpin suku menyambut para tamu dengan menyembelih seekor sapi di luar stadion. Mereka melakukan ritual adat untuk membersihkan udara dan meminta ijin dari roh-roh lokal. Negara bekas jajahan Britania ini memiliki reputasi dimana sihir kuno menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bidang olahraga. Mereka percaya dukungan arwah-arwah leluhur akan mengalir melalui daun-daun dan akar-akar tanaman, serta dari darah binatang.
Untuk menyegarkan aroma Afrika, Zakumi didaulat menjadi maskot resmi. Zakumi adalah seekor macan tutul berwarna kuning, dengan rambut "nyentrik" berwarna hijau, mengenakan kaus bertuliskan "South Africa 2010", dan celana pendek berwarna hijau, dan tengah memegang sebuah bola. Nama Zakumi berasal dari kata "Za", yang merupakan kode dua huruf untuk afrika selatan dan "kumi", sebuah kata yang berarti sepuluh dalam berbagai bahasa Afrika.
Bola resmi yang dipergunakan pada pertandingan-pertanding di piala dunia ini adalah Jabulani. Bola yang dibuat oleh produsen alat olahraga ternama Jerman Adidas in diperkenalkan tepat sebelum pengundian grup pada tanggal 4 Desember 2009. Jabulani menurut bahasa Zulu berarti "merayakan".
Sebentar lagi , dunia akan merayakan pesta. Semua mata akan tertuju ke stadion Soccer City di kota Johannesburg. Tim tuan rumah akan meladeni tim Los Tricolores Meksiko dalam laga pembukaan. Saat itu juga keringat seniman kulit bundar akan mengalir mengikuti adrenalin para penikmat bola. 32 tim akan mencoba menaklukkan ganasnya Afrika. Selama satu bulan, petualangan akan dimulai. Siapa yang terkuat, dialah yang pantas menyandang gelar Raja Afrika.
* Prasetyo Utomo, pewarta foto ANTARA dan penikmat sepakbola
Pewarta: Prasetyo Utomo * | Editor:
Disiarkan: 04/06/2010 14:20