Dongeng Klasik di Bloemfontein

Stadion Wembley, London, 30 Juli 1966. Tuan rumah Inggris melakoni partai final Piala Dunia melawan Jerman Barat. Buat Jerbar pertandingan itu dikenal sebagai "Gol Wembley", gol yang datang dari langit, pahit dan tragis dalam memori.

Franz Backenbauer, sang legenda, waktu itu masih berusia dua puluh tahun. Lawannya di pertempuran itu adalah pemain pujaan Inggris, Bobby Charlton. Backenbauer yang masih bau kencur tampil impresif, berlari kencang mengejar bola hanya bermodal semangat mengalahkan tuan rumah.

Kedudukan masih 2-1 untuk Inggris saat pertandingan tersisa 13 menit. Bersama Wolfgang Weber, Helmut Haller dan Karl Heinz Schnellinger, Backenbauer mencoba menyusul defisit gol. Sebuah pelanggaran dilakukan terhadap Wolfgang Overath. Emmerich melakukan tendangan bebas, dioper ke Schnellinger dan diteruskan ke area penalti lawan. Uwe Seeler bergerak menyongsong umpan itu, tetapi Webber yang lebih siap menyergapnya. Gawang Inggris yang dijaga Gordon Banks terkoyak. Skor imbang 2-2 dan pertandingan harus diselesaikan dengan babak tambahan.

Pertandingan memasuki menit ke-101. Geoff Hurst melakukan tendangan spekulasi ke gawang Jerbar. Bola mengenai mistar atas, memantul ke bawah dan memunculkan teka-teki: memantul di dalam atau di luar garis gawang? Pertandingan lalu dihentikan sejenak. Wasit Gottfried Dienst dari Swis berlari ke pinggir lapangan menyambangi penjaga garis Bachmarov. Pembantu Dienst dari Rusia itu semula tampak ragu tapi kemudian mengangkat benderanya. Skor 3-2 untuk Inggris. "God save the Queen!" pekik penonton menggema. Itulah "Gol Wembley" yang penuh kenangan. Hurst lalu menambah satu gol lagi di menit 120. Kedudukan berakhir 4-2 dan Inggris meraih trofi Piala Dunia pertamanya.

Sejak final tahun 1966 itu, di tiga pertemuan berikutnya Inggris tak pernah mengalahkan Jerman lagi. Pada perempat-final Piala Dunia 1970, Inggris takluk 3-2 melalui perpanjangan waktu. Di babak kedua Piala Dunia 1982, kedua tim bermain imbang tanpa gol. Terakhir mereka bertemu di semi-final Piala Dunia 1990. Jerman Barat menghempaskan Inggris 4-3 lewat drama adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1. Setelah Jerman bersatu, kedua tim hanya bertemu dua kali di kualifikasi Piala Dunia 2002. Pada 7 Oktober 2000, Jerman mengalahkan Inggris 1-0. Sementara pada 1 September 2001, giliran Inggris menggilas Jerman 5-1.

Dongeng klasik tentang rivalitas abadi kedua raksasa sepakbola itu akan terulang lagi di perdelapan final Piala Dunia 2010 di Stadion Free State, Bloemfontein, Minggu (27/6). The Three Lions yang tertatih-tatih di penyisihan grup C akan bertarung dengan Der Panzer sebagai juara grup D.

Perang urat syaraf pun dimulai. Kenangan "Gol Wembley" 44 tahun lalu itu tampaknya masih membekas di hati Beckenbauer. Der Kaiser melontarkan kritikan kepada Inggris yang akan menjadi lawan pasukan Joachim Loew. Katanya, "Inggris memang bodoh karena hanya mampu finish di peringkat dua. Inggris sudah kelelahan, mereka kehabisan tenaga. Kami menaruh respek, tapi tidak takut pada mereka".

Mantan pelatih Jerman saat mengalahkan Inggris di semi-final Piala Dunia 1990 itu berharap pertandingan akan diselesaikan dengan adu pinalti. "Saya berharap pertandingan imbang yang dilanjutkan perpanjangan waktu dan kemudian diselesaikan adu penalti. Maaf saja, Jerman yang menang," ucapnya.

Beckenbauer juga mengecam penampilan buruk Inggris saat ditahan Amerika Serikat dan Aljazair. Menurutnya, Inggris hanya bisa mengandalkan para pemain veteran. "Penampilan mereka berbahaya karena ada Lampard, Gerrard dan Terry. Ini akan menjadi Piala Dunia terakhir mereka. Karena itu, ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk memenanginya. Bila gagal dan mereka pensiun, Inggris butuh waktu lebih lama lagi untuk mengulang sukses 1966," tandasnya.

Pelatih tim Panser Joachim Loew ikut-ikutan memanaskan psywar. Jelang pertandingan, para pemain Jerman diajaknya mengunjungi kebun binatang khusus singa. Kunjungan ke kebun binatang itu merupakan bagian dari program relaksasi yang diberikan Loew.

.Saya senang mendapat laporan tidak ada satu pun pemain yang dimakan,. ujar Loew sambil tersenyum seperti dilansir suratkabar Daily Star.

Sedangkan kapten tim Philipp Lahm menambahkan, program wisata tersebut bisa menghilangkan ketegangan pemain. .Ya kami melihat singa. Tapi itu hanya sebatas di kebun binatang saja. Beberapa di antaranya kami elus. Namun pada hari Minggu, kami akan memperlakukan singa lain dengan cara berbeda. Kami akan lebih agresif dibandingkan hari ini,. tegas Lahm.

Pelatih The Three Lions, Fabio Capello, yang mendengar semua celotehan itu merespon dengan kalem dan optimisme. Capello yakin Inggris mampu menghadapi tim manapun. Penampilan anak asuhannya juga bakal tetap berada di level atas yang didukung dengan semangat tinggi.

Yang perlu dilakukan Don Capello adalah meningkatkan kinerja timnya. Performa buruk selama di babak penyisihan tidak akan ditolerir pada pertandingan hidup-mati melawan Jerman. Intinya Terry dan kawan kawan harus fokus ke hal positif bila ingin menang. Satu kesalahan kecil akan mengirim Inggris ke lembah duka.

"Kini, bangsa (Inggris) ada di belakang kalian. Kalian tidak boleh mengecewakan mereka. Saya harus menyampaikan pesan ini. Mereka tentu memahami bagaimana sesungguhnnya memakai jersey The Three Lions," tandas Capello.

Melawan Jerman, Inggris akan bertindak sebagai tim tamu dengan memakai seragam merah, warna yang sama saat mereka mengalahkan Jerman Barat di final Piala Dunia 1996. The Three Lions berharap sejarah berulang kembali. Kali ini, di tanah Afrika.

prasetyo utomo

Pewarta Foto Antara dan penikmat sepakbola

(Foto: yanksarecoming.com)

Pewarta: Prasetyo Utomo | Editor:

Disiarkan: 27/06/2010 09:35