Giliran Bernabeu Tersenyum

Sementara pencinta sepakbola sejagad masih menangisi kepergian duo Manchester yang gagal melangkah ke fase 16 besar Liga Champions, Minggu dinihari nanti, di Estadio Santiago Bernabeu, bakal ada sedikit obat untuk menawarkan sedikit rasa kehilangan atas kekecewaan tersebut. Duel Titan Eropa akan berlangsung dengan amat panas di sana. El Derbi Espanol, alias El Clasico, kembali mempertemukan pujaan bangsa Catalonia, tim polesan Pep Guardiola yang kali datang untuk menantang Los Galacticos, asuhan pelatih kontroversial namun fenomenal, Jose Mourinho. Duel ini bakal menjadi pertaruhan Real untuk melabrak rekor dahsyat yang dicatat Pep sejak menjadi pengasuh FC Barcelona. Dari 12 laga dua raksasa tersebut, Mou baru sekali menang (Copa del Rey), tujuh kali keok dan empat kali seri.

Sejak gugurnya para ksatria Inggris dari Manchester, maka perhatian para fans die-hard sepakbola dunia mengarah ke Estadio Bernabeu, kuil sepakbola orang-orang Kastilia, yang dinihari nanti akan menjadi pusat perhatian penggemar sepakbola sejagad. Semua mata akan menatap 90 menit laga di rerumputan sakral stadion megah dengan arsitek masyhur Manuel Monasterio dan Luis Soler. Setelah pembatasan FIFA demi keamanan penonton, stadion sekelas Nou Camp itu hanya berkapasitas 80.354 orang. Sebelumnya, rekor penonton di Bernabeu tercatat 198.000 pada 1987, saat stadion yang mengambil nama dari salah seorang presiden Real itu menggelar laga Red Star Beograd versus Real Madrid. Bayangkan 198.000 penonton! Keangkeran Bernabeu tentu menjadi spirit khusus bagi Mou yang saat ini harus menerima fakta bahwa Real diunggulkan. Apalagi sebelumnya pers sepakbola Spanyol yang selalu nyinyir padanya justru melimpahi dirinya dengan predikat sebagai pelatih terbaik Spanyol tahun ini. Hal itu diamini seteru abadinya, Pep Gurdiola. "Mou adalah pelatih terbaik dunia saat ini", kata Pep. Suatu pengakuan bermakna ganda.

Dengan 15 kemenangan beruntun di semua laga, Real keliatannya semakin padu berada dalam polesan Mou. Pelatih jenial asal Portugal itu bisa memainkan dengan baik cattenaccio plus blietzkrieg yang luar biasa mematikan. Persis seperti saat Mou memimpin Inter Milan menekuk Barcelona di fase semifinal Liga Champions dan kemudian memenanginya seraya menggulung Bayern Muenchen di final. Dengan materi pemain yang mumpuni, serta kebugaran Xabi Alonso yang elegan dan cerdas menjadi playmaker, maka Real kali ini adalah momok yang paling menakutkan di belantara La Liga Spanyol. Pep sendiri tampaknya akan datang ke Bernabeu dengan penampilan tanpa beban. Namun dengan keleluasaan Mou memoles tim yang siap tempur maka tampaknya sangat wajar jika pers dan pasar taruhan hanya meletakkan Barca sebagai penantang yang underdog. Bagi Pep ini menguntungkan, tapi ingat, Mou bisa memainkan pola 4-3-3 dan memberondong pertahanan Barca dengan serangan frontal.

Sejak bermain kacamata melawan Racing Santander, September silam, Real tak pernah melepas satu poin pun untuk 15 laga yang mereka mainkan di semua ajang. Los Galacticos juga sangat agresif. Mereka mencetak 49 gol atau rata-rata 4,5 gol per pertandingan. Sementara Barca seperti mengalami kejenuhan bermain. Sebagai dream team yang meraih semua trofi penting, Blaugrana seperti kedodoran. Yang pasti tim agresif seperti Barca kali ini bakal kesulitan mencuri, bahkan satu poin sekalipun. Apalagi tanpa kehadiran Andres Iniesta, maka skuad Barca diperkirakan terdiri dari Valdes, Alves, Mascherano, Pique, Puyol, Busi, Xavi, Keita, Villa, Messi dan Pedro. Fabregas dan Affelay tampaknya ada di lapisan pengganti. Pola menyerang, demi harga diri, kelihatannya tetap dimanfaatkan Pep untuk meredam daya gedor Real yang sangat menakutkan belakangan ini. Statistik memang masih berpihak pada Barca, karena kemenangan terakhir yang diraih Madrid di La Liga atas Barca adalah pada 7 Mei 2008. Real 4-1 Barca.

Aroma politik tentulah menjadi bumbu penyedap persaingan abadi kedua kubu. Menurut data statistik lembaga independen Spanyol, Real dianggap menjadi kubu nasionalis yang beraliran agak kanan, sementara Barca dianggap menyuarakan semngat anti kemapanan dan cenderung ke kiri-kirian. Maka di Estadio Bernabeu, kubu tersebut saling bertarung demi harkat golongan, politik, dan solidaritas. Yang jelas pertarungan hidup-mati tersebut tetaplah dijamin akan menjadi laga indah yang meninggikan derajat sportivitas. Semangat yang menjadi papameter peradaban bagi umat manusia yang fana. Jika toh Barca kali ini berhasil ditekuk oleh strategi Mou yang begitu menginginkannya, maka biarlah mendiang Santiago Bernabeu Yeste juga bisa menikmati laga akbar ini dalam damai di dunia sana.

oscar motuloh
kurator dan penikmat sepakbola

Foto: AFP/Sergei Supinsky-Javier Soriano

Pewarta: Oscar Motuloh | Editor:

Disiarkan: 10/12/2011 05:17