Sepur Lawas dan Predator Bernama Panser
Habis sudah wakil Eropa Timur di Piala Eropa 2012 yang digelar di Polandia-Ukraina setelah satu-satunya asa yang tersisa, Republik Ceska, gugur ditanduk Cristiano Ronaldo pada menit ke-79. Ceska yang pada era Pavel Nedved cs dijuluki Kereta Api Cepat kini memang melambat lajunya. Meski mencoba bermain ketat dan cepat melakukan serangan balik, taktik serupa ini memakan banyak stamina. Sehingga saat jeda dan skor masih kacamata, sesungguhnya merupakan pencapaian yang lumayan bagi Ceska masa kini, mengingat lawan mereka adalah Portugal yang tengah membaik performanya meski belum dapat dikatakan istimewa. Itu sebabnya dua maha bintang Portugal yang duduk di tribun kehormatan, Luis Figo dan Eusebio, berjingkrak kegirangan begitu Ronaldo berhasil membobol jala gawang Petr Cech yang bermain gemilang dinihari itu. Sebelumnya, mereka berdua tampak tegang setelah beberapa kali upaya Ronaldo hanya menyentuh tiang gawang Ceska.
Tim yang katanya "seleccao"-nya Eropa itu jauh dari indah, meskipun didukung pemain-pemain yang mumpuni. Mereka juga bukanlah tim yang sekeren generasi emasnya Portugal jaman Rui Costa dan kawan kawan. Portugal sekarang hanya sedikit lebih baik dari Belanda yang sudah angkat koper. Taktik kedua tim sesungguhnya nyaris setali tiga uang dalam kepragmatisan permainannya.
Beruntung Portugal masih punya sayap yang kadang menyusup menjadi lubang, Helder Postiga, yang entah mengapa masih dipercaya Paolo Bento untuk mengisi pos ujung tombak yang vital itu. Dua sayap Portugal, Nani di kanan mati angin di kawal bek kiri Ceska yang tangguh, David Limbersky, sementara di kiri, Ronaldo masih mampu bergerak agak leluasa karena pergerakannya yang menjelajah sementara Gebre Selassie yang sering naik menyerang otomatis kerap lolos mengawal Ronaldo yang tengah memuncak performanya.
Jangkar permainan Ceska adalah Petr Jiracek, si gelandang mesin uap berambut panjang yang bermain di klub Wolfsburg Jerman. Dirinya adalah reinkarnasi Nedved dan roh tim Ceska yang tengah merajut mimpi usai dihantam badai besar Beruang Merah pada laga awal mereka. Namun ketatnya tembok Portugal yang dikomandoi sweeper gaek Bruno Alves, pergerakan anak-anak Ceska tertahan di luar halaman pertahanan Portugal. Demi kenyataan itulah mungkin Michal Bilek seperti mematok target seri seraya berharap akhir perpanjangan waktu akan menguntungkan timnya karena dalam adu penalti kelak faktor Cech jelas berpengaruh. Nilainya jelas lebih tinggi ketimbang Rui Patricio yang baru berusia 24 tahun serta minim pengalaman.
Sayangnya pada babak kedua Portugal menekan Ceska untuk memaksakan kemenangan. Mereka tentu tak ingin ada alternatif adu penalti. Usaha mereka baru menuai hasil saat gelandang yang bermain di klub Porto, Joao Moutinho, berhasil mengirim umpan silang yang ditanduk Ronaldo dengan keras dan tepat.
Skor 1-0. Bilek tertegun di bench dan bersamaan dengan itu mungkin mimpi mereka tampaknya benar-benar akan buyar. Bilek dan Jiracek pastilah sadar bahwa sepuluh menit setelah gol indah Ronaldo di babak segenting ini tentulah bukan pekerjaan mudah untuk menyamakan kedudukan, apalagi Portugal terus menekan dengan serangan bergelombang sampai wasit asal Inggris Howard Webb meniupkan peluit panjang tanda Portugal berhak meraih tiket ke semifinal Piala Eropa 2012, sementara Ceska silahkan masuk rel khusus, karena kareta kereta api yang tak lagi cepat hanya cukup sampai di sini.
Dinihari nanti, malam penghakiman terus bergulir. Para algojo siap memancung siapapun yang lengah, termasuk Jerman yang "hanya" menghadapi Yunani, tim terlemah di 8 besar. Anak-anak Zeus itu lolos dari grup A setelah mengubur tim favorit Rusia ke kerak bumi. Mereka tentu tak ingin mati konyol, apalagi mereka akan tampil tanpa Giorgos Karagounis, kapten spiritual tim para dewa itu. Fernando Santos, pelatih berwajah sedih, pasti stres mengurus variasi strategi pertahanan macam apa yang mampu mereka gunakan untuk meredam "der panzer", sang juara grup neraka yang meraih poin maksimal. Sementara Joachim Loew tampaknya akan tetap mempertahankan komposisi the winning team dengan empat bek variatif dan lapangan tengah yang selalu gentayangan bak malaikat pencabut nyawa. Segitiga Sami Khedira-Bastian Schweinsteiger-Mesut Oezil bisa pegas dengan Lukas Podolski dan Thomas Mueller yang belum menemukan puncak formnya.
Yunani, negeri sakratul maut-nya Uni Eropa, adalah sumber motivasi anak-anak Zeus itu memainkan laga. Sepakbola memang tak mengurusi politik, namun Yunani hadir di Piala Eropa mewakili negara dan otomatis keterpurukan tersebut hadir di pundak pemain yang bertarung hidup-mati nanti. Mereka adalah pusaran penghiburan bagi warga Yunani. Hingga sejauh inipun, pencapaian Yunani patut diacungi jempol. Misi mereka kali ini adalah misi tak mungkin, jauh lebih mustahil ketimbang saat mereka menumbangkan Rusia tempo hari dalam penyisihan grup.
Bola itu bulat. Hasil laga hanya bisa ditentukan oleh Loew melalui racikan serta instruksinya kepada para "gang panzer" yang menggunakan mesin diesel. Makin lama makin menggila mencari mangsa. Mereka tentu tak peduli apakah itu anak-anak Zeus ataupun sekelompok atlet sepakbola yang tak lagi memiliki kotak ajaib, kecuali semangat yang membara.
oscar motuloh
Foto: Bintang Portugal Cristiano Ronaldo merayakan kemenangan timnya usai mengalahkan Republik Ceko dalam laga perempat final Piala Eropa 2012 di stadion National, Warsawa, Polandia (21/6). (Reuters/Peter Andrews)
Pewarta: Oscar Motuloh | Editor:
Disiarkan: 22/06/2012 23:06