Tenggelamnya Biduk Tony Scott

Tak pernah terbayangkan!

Dari salah satu sisi pagar pengaman jembatan gantung Vincent Thomas di San Pedro, California, yang dibangun tahun 1963, Tony Scott, sutradara pencetak film-film box-office Hollywood, pada jam makan siang Sabtu (19/8), tepatnya 12:47 waktu setempat, mengakhiri hidupnya dalam usia 68 tahun. Tragedi kehidupan Hollywood berlanjut, padahal belum sebulan trauma akibat ulah James Holmes yang membantai selusin penonton premiere film sequel Batman, Dark Knight Rises di Theatre 16 Aurora, Colorado, hilang dari ingatan kita.

Pencipta film "Top Gun" (1986) yang mencuatkan nama Tom Cruise dan Val Kilmer ke cakrawala film laris dunia itu, memilih melayangkan tubuhnya dari jembatan berketinggian 111 meter yang menghubungkan San Pedro dengan Terminal Island di Los Angeles, California. Lokasi naas itu hanya terletak sekitar 45 km dari kediaman Tony di Beverly Hills.

Baru tiga jam kemudian, menurut kantor berita AP, pihak kepolisian Los Angeles mengumumkan menemukan jasadnya yang mengapung di perairan sekitar jembatan. Kemungkinan bunuh diri Tony diungkap pihak berwenang menyusul ditemukannya sepucuk surat di jok sedan Toyota Prius hitam miliknya yang diparkir di sekitar jembatan tersebut. Surat itu tampaknya sengaja diletakkan di situ oleh Tony agar mudah ditemukan sebelum sang sutradara memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Polisi merahasiakan isi surat tersebut sebelum sampai ke tangan istrinya Donna, ibu dua putri kembar Tony. Menurut koran New York Times, yang mengutip seorang petugas koroner setempat, Ed Winter, juga ditemukan secarik catatan bunuh diri di kantornya.

Hollywood langsung suram. Insan film bergantian menyampaikan ucapan belasungkawa. "Tak ada lagi film Tony Scott. Ini tragedi," kata sejawatnya Ron Howard. "Dia adalah sumber inspirasi utama. Menyedihkan," komentar James Gunn, sutradara lainnya. Di jembatan gantung nan megah itu, sutradara "Exorcist" William Friedkin melakukan setting untuk film "To Live and Die in L.A." yang dibintangi Willem Dafoe dan William Patterson.

Tony terlahir sebagai Anthony David Scott di Inggris, 21 Juni 1944. Dia adalah adik kandung sutradara Ridley Scott yang terkenal dengan film-film aksinya yang fenomenal, termasuk "Gladiator" yang diganjar dengan penghargaan Oscar sebagai film terbaik sekaligus sutradara terbaik. Film-film Ridley lainnya bolak-balik masuk nominasi Academy Award. Sementara Tony adalah sutradara yang dikenal dengan film-filmnya yang keras, penuh aksi yang merangsang adrenalin, dengan sinematografi bergaya advertising, karena dia lama bekerja sebagai sutradara klip iklan.

"True Romance" (1993) adalah salah satu karya terbaik Tony, dengan Quentin Tarantino sebagai penulis skenarionya. Memasang Christian Slater sebagai anak muda penggila sinema yang bekerja sebagai pemutar film di suatu bioskop yang secara kebetulan bertemu dengan pelacur jalanan yang impulsif tapi jujur bernama Alabama Whitman yang diperankan dengan cemerlang oleh Patricia Arquette. Dua sejoli yang terlibat percintaan itu kemudian terjebak intrik kelompok kriminal yang membuat mereka melarikan diri melanglang dari satu kota ke kota lainnya. Semacam "Bonnie and Clyde" milenium kedua, yang dipadu kisah "Getaway" baru yang menghidupkan kembali "love story" Ali McGraw dan Steve McQueen. Ini adalah Romeo & Juliet-nya William Shakespeare yang diberi bumbu pemanis ala Hollywood plus editing staccato khas film-film iklan pantai pasifik AS.

Tony terus berkibar dengan film-film senada yang menggoda adrenalin. Katakanlah "Revenge" (1990, dengan Kevin Costner dan Anthony Quinn dan Madelaine Stowe), "Days of Thunder" (1990, Tom Cruise dan Nicole Kidman), "Last Boy Scout" (1991, Bruce Willis dan Damon Wayan), "Crimson Tide" (1995, Gene Hackman dan Denzel Washington), "Enemy of the State" (1998, Gene Hackman dan Will Smith) serta film terakhir yang disutradarainya, "Unstoppable" (2010, lagi-lagi dengan Denzel Washington, dan Chris Pine). Sementara dalam "Prometheus" (2012, yang disutradarai Ridley), Tony berperan sebagai produser yang bersama Ridley mendirikan Scott Free Production yang ikut memproduksi film-film thriller laris ala alien yang meledak di penghujung tahun 70-an itu. Menurut rencana, pada akhir tahun ini, sedianya Tony akan menggarap sequel "Top Gun 2", juga dengan bintang utama Tom Cruise dan produser Jerry Bruckheimer yang dahulu juga berada di pos yang sama.

Yang jelas dari malang melintangnya di dunia sinema, segalanya telah diraih Tony. Kemasyhuran, istri cantik dan anak-anak yang lucu, harta dan popularitas. Namun dalam perjalanan waktu yang menghantarnya menjelang usia 70, Tony sesungguhnya belum menyentuh bahkan tepian puncak karirnya. Dia terus berada di bawah bayang-bayang popularitas Ridley yang selalu mendapat perhatian besar dari pengamat dan kritikus film. Sejak Ridley merilis film fenomenal "Alien" pada akhir tujuhpuluhan, yang hingga saat ini masih menjadi idola pencinta genre thriller, dia terus meluncurkan sederet "hit" yang pantas dikenang. Sebut saja "Blade Runner", "Black Rain", "Black Hawk Down", "Kingdom of Heaven", "Thelma and Louise", "Gladiator" dan belakangan "Prometheus" yang ikut diproduseri oleh Tony.

Yang jelas sinematografi Hollywood memberi posisi yang lebih terhormat kepada sang abang, Ridley, ketimbang dirinya. Namun di luar persoalan karir yang tak kunjung orgasme, almarhum Tony, menurut seorang sahabat dekatnya yang dilansir ABC News dan The Sun, sesungguhnya mengidap kanker otak ganas yang tak lagi mampu ditanggulangi secara medis. Tony, konon merahasiakan deritanya kepada keluarga yang dicintainya. Pria yang gemar mengenakan topi baseball berwarna merah yang selalu menutupi kepalanya yang botak itu adalah pribadi yang lebih menyenangkan ketimbang Ridley. "Dia lebih rock'n'roll," kata seorang sahabat dari kedua Scott bersaudara itu.

Sayang, kita tak pernah lagi akan melihat sequel "Top Gun" yang fenomenal itu di bawah arahan Tony, sang sutradara asli. Karena dia dengan tenang mengemudikan Prius hitamnya di bawah langit cerah LA, menuju San Pedro, tepat saat warga menikmati makan siangnya. Di jembatan gantung kokoh itu, tak semua anak manusia mampu melanjutkan kehidupannya dengan tegar. Tony menutup hikayat kehidupannya di perairan di bawah jembatan Vincent Thomas. Sesaat sebelum dia memutuskan untuk menghampirinya, merelakan jiwanya bersemayam di sana. Abadi.

oscar motuloh
kurator GFJA dan penikmat sinematografi

Foto: Tony Scott (Reuters)

Pewarta: Oscar Motuloh | Editor:

Disiarkan: 21/08/2012 19:39