Ketika Captain Fantastic Tak Lagi Merah

Sebuah spanduk besar terpampang di depan tribun The Kop, sektor tercuram dari stadion Anfield yang menampung pendukung fanatik Liverpool. Terlihat jelas gambar latar dari sang kapten, Steven Gerrard, dengan dua tangannya menunjuk ke atas, ciri khas pemilik nomor punggung 8 setiap kali mencetak gol ke gawang lawan. Pada spanduk berwarna merah itu tertulis "Yang terbaik saat ini, yang terbaik di masa lalu, yang terbaik sepanjang masa".

The Kopites memberikan persembahan dan cinta mereka buat "The Captain Fantastic" yang musim depan akan mengakhiri karir profesionalnya bersama Liverpool Football Club (LFC), klub yang ia bela hampir 18 tahun lamanya. Para pendukung tak akan lagi bisa melihat aksi sang ikon di lapangan hijau.

Gerrard memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak dan dia rela meninggalkan keriuhan liga sepak bola terbaik di dunia. Sebuah keputusan yang berat bagi Liverpool dan juga Liverpudlian di seluruh dunia.

The Reds harus kehilangan dirijen lapangan tengah yang sangat dihormati di ranah sepakbola Eropa. Mereka harus rela melepas sosok kapten yang penuh determinasi, obyektif dan sangat mencintai klub. Keputusan tersebut terasa menyedihkan, terlebih para suporter hingga kini belum pernah melihat sang kapten mengangkat trofi Liga Primer, supremasi tertinggi bagi klub-klub sepakbola di Inggris Raya.

Meski sempat membawa LFC menjuarai Liga Champions yang kelima kalinya, namun obsesi Gerrard adalah menjuarai Liga Primer Inggris untuk yang ke-19 kalinya. Baginya, satu gelar Premier League bersama Liverpool bernilai tiga-empat gelar bersama klub lain. Bersama The Reds, dia sudah bermain 687 kali dengan torehan 180 gol.

Manajemen klub merelakan Gerrard untuk berlabuh jauh ke negeri Paman Sam. tepatnya Los Angeles. Di kota tersebut Gerrard akan melanjutkan dan mengakhiri kariernya bersama LA Galaxy, klub sepak bola profesional yang bermain dalam Major League Soccer (MLS).

"Ini keputusan terberat dalam hidupku. Namun aku dan keluarga telah berusaha mencari waktu yang tepat. Aku mengumumkannya saat ini agar manajer dan tim tidak terganggu oleh kabar dan spekulasi tentang masa depanku," kata Steven Gerrard seperti dilansir indonesia.liverpoolfc.com.

"LFC telah menjadi bagian terbesar dari hidupku dalam jangka waktu yang lama dan mengucapkan selamat tinggal akan menjadi sesuatu hal yang sulit, tapi aku rasa ini adalah suatu hal yang penting untuk semua orang, termasuk untuk keluargaku dan untuk klub ini sendiri," tambahnya. "Keputusan ini benar-benar berasal dari keinginan untuk mencari pengalaman baru yang berbeda dalam karir dan hidupku. Aku juga ingin memastikan tidak akan ada penyesalan nanti saat karir bermainku berakhir."

Di samping alasan tadi, Gerrard juga mengakui bahwa keputusannya mundur dari LFC karena manajer Brendan Rodgers sudah berbicara dengannya untuk mengurangi jam mainnya dan tak bisa menjamin tampil dalam tim inti.

Hengkangnya Gerrard ternyata didukung oleh seniornya di LFC, Jamie Carragher. Dalam akun twitter-nya, Carragher menulis "Hari menyedihkan bagi pendukung Liverpool serta sepakbola Inggris soal kabar Gerrard. Saya pikir itu keputusan yang tepat."

Mantan bek Liverpool itu sempat sedih mendengar sahabatnya itu akan melepas seragam The Reds. Tapi Carragher percaya Gerrard sudah mempertimbangkan keputusan itu dengan segala kemungkinan. "Pergi meninggalkan klub atau pensiun memang mampu meningkatkan kepercayaan diri," katanya.

Pameo "Gerrard adalah Liverpool dan Liverpool adalah Gerrard" sudah terpatri dalam benak Liverpudlian di seluruh penjuru dunia. Meski karirnya ditutup tidak bersama The Reds, namum para fan tetap menganggap Steve-G adalah tetap bagian tak terpisahkan dari sejarah panjang "Si Merah".

Dalam sebuah survei yang dilakukan terhadap 100.000 pendukung Liverpool pada tahun 2013, Gerrard ditempatkan di urutan pertama pada daftar "100 players who shook the Kop". Gerrard bahkan mengalahkan Sang Raja, Kenny Dalglish, yang berada di urutan kedua. Bahkan pihak kerajaan Inggris pada tahun 2009 menganugerahi gelar kehormatan Members of British Empire (MBE) kepada ayah dua anak hasil perkawinannya dengan model Alex Currant.

Steven George Gerrard lahir di Whiston, Liverpool pada 30 Mei 1980. Dia bergabung dengan akademi junior The Reds saat usianya sembilan tahun. Akademi sepakbola Liverpool memang banyak melahirkan bintang-bintang lapangan hijau. Sebut saja Michael Owen, Steve McManaman, Robbie Fowler dan Jamie Carragher. Mereka merupakan produk cemerlang dari sekolah sepak bola yang berpusat di Kirkby, Liverpool Utara, itu.

Debut pertama Gerrard bersama Liverpool adalah pada saat menghadapi Blackburn Rovers di babak kedua, 29 November 1998. Pertama kali tampil sebagai starter adalah dalam Piala UEFA saat melawan klub Spanyol Celta Vigo.

Gerrard sangat dihormati baik kawan ataupun lawan. Banyaknya puja-puji yang disematkan mengukuhkan dirinya sebagai "world class footballer". Salah satunya dari legenda sepakbola Prancil Zinedine Zidane. "Dia mungkin tak mendapat perhatian sebesar Lionel Messi dan Ronaldo, tapi kupikir dia pemain terbaik," kata mantan legenda Perancis dan pemain terbaik dunia tiga kali itu. "Tanpa Steven Gerrard, siapa yang akan menjadi pemimpin bagi tim? Itu akan mengubah keseluruhan tim," tambah Zidane yang kini menjadi asisten Carlo Ancelotti di Real Madrid.

Alex Ferguson, mantan manajer Manchester United yang merupakan rival terbesar the Reds juga mengungkapkan kekagumannya. "Aku telah menyaksikannya bermain. Bagiku, Gerrard adalah Keane. Dia selalu ada di manapun bola berada. Dia punya kemampuan layaknya mesin. Semua orang pasti menginginkannya di dalam tim."

Bahkan Jose Mourinho pernah akan memboyong Gerrard ke Stamford Bridge pada 2005, namun gagal karena loyalitasnya pada Liverpool. "Dia adalah pemain yang penuh sejarah buat Liverpool, juga untuk Liga Primer Inggris dan sebagai rival. Saya selalu mengagumi dan menghormatinya," kata Mourinho.

Lain lagi Thierry Henry. Legenda Arsenal ini mengaku takjub pada skipper yang sudah 17 musim membela Liverpool. "Bagiku Gerrard adalah Liverpool," katanya.

Pasca hengkangnya Gerrard dari Anfield, manajer Liverpool, Brendan Rodgers, mengakui bahwa dirinya harus mencari penggantinya yang berasal dari "scouse", pemain asli Liverpool.

Menurut Rodgers, keberadaaan seorang pemain asli Liverpool dalam tim asuhannya sangat penting. Karena itu, The Reds pun ingin pengganti Gerrard nanti merupakan pemain yang besar di kota pelabuhan tersebut.

"Tidak banyak pelatih yang bisa menangani situasi seperti ini (Carragher dan Gerrard pergi). Kita harus menemukan yang berikutnya," ujar Rodgers, seperti dilansir Liverpool Echo. "Itu yang terjadi dalam sepakbola. Anda harus mencari yang berikutnya. Kami ingin mencari pemain berbakat, aku yakin banyak bakat terpendam di Merseyside dan di sekitar Liverpool," kata pelatih berusia 42 tahun itu.

"Sepertinya cukup mustahil untuk mencari pengganti Steven dari segi mutu dan kualitas yang dimilikinya. Caranya bermain dan memimpin tim sangat unik. Kami tak bisa mencari pengganti langsung, tapi semua selalu untuk tim. Kami dikenal sebagai klub yang memiliki pemain papan atas," tambah Rodgers.

Kini sang kapten sudah memiliki pilihannya sendiri. Musim depan tak ada lagi pria dingin di tengah lapangan yang selalu memberi semangat rekan-rekan setimnya di setiap pertandingan. Pria yang mahal senyum dan tampak terlalu serius bila sudah berlaga.

Namun apapun alasannya, bagi Liverpudlian di seluruh dunia Gerrard adalah Gerrard. Kemanapun dia pergi hatinya akan tetap tertinggal di Anfield, tempat yang menjadi saksi kesetiaan dirinya kepada "Si Merah". Dan laga tandang antara Liverpool kontra Stoke City di Britannia Stadium akhir Mei mendatang akan menjadi laga pamungkas buat sang kapten fantastis di Liga Primer Inggris.

Imung Murtiyoso
Staf antarafoto.com, penikmat sepak bola Inggris

Foto: Steven Gerrard (Reuters/Phil Noble)








Pewarta: Imung Murtiyoso | Editor:

Disiarkan: 26/01/2015 01:23