PELAYARAN SANTRI BELA NEGARA
Sejumlah pemuda sebagian mengenakan peci hitam khas para santri di pesantren-pesantren meneriakkan yel-yel perjuangan sebelum mengikuti pembekalan di Gedung Panti Armada Koarmatim Ujung, Surabaya, Jawa Timur. Mereka memang para santri yang tengah mengikuti Pelayaran Bela Negara yang dilaksanakan di KRI Banda Aceh-593 yang tengah sandar di dermaga Ujung Surabaya setelah mengarungi laut dari Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta.
Program yang terjalin atas kerjasama antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, TNI AL, Riset dan Teknologi Ditjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Lembaga Persahabatan Ormas Islam tersebut diikuti sekitar 777 orang santri dari 13 organisasi islam terdiri dari Santri Pondok Pesantren, Pelajar Sekolah SMA-SMK, Tokoh-tokoh pemuda, Mahasiswa dan Komunitas Islam Nusantara di Jawa tersebut bertujuan membentuk karakter nasionalisme cinta tanah air (Hubbul Wathan) kepada para santri, untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia sesuai visi di bidang maritim dari Presiden Joko Widodo.
Pelatihan yang dikemas dalam bingkai pelayaran laut berlangsung pada 20-26 November 2015 dengan rute Jakarta-Surabaya-Jakarta tersebut juga didedikasikan untuk meningkatkan Kemampuan Bela Negara secara Psikis, Intelegensia, Fisik dan Spiritual, diharapkan dapat memacu para santri untuk lebih menghayati keberadaan bahwa negara kita merupakan negara maritim besar dengan kekayaan alam yang melimpah.
Pelayaran Bela Negara pada Senin (23/11) sandar di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur yang kemudian disambut dengan Apel Akbar dipimpin langsung oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto yang didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf serta Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.
Sejak jaman perjuangan, Santri dan Angkatan Bersenjata saat ini Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus bahu-membahu untuk mempertahankan kedaulatan negara NKRI. Kini dengan era perang modern melalui semua bidang kehidupan, santri dan TNI tetap bersama untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan serta kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Foto dan Teks: M Risyal Hidayat
Pewarta: M Risyal Hidayat | Editor:
Disiarkan: 25/11/2015 16:00