MELIHAT LEBIH DEKAT WARGA ASMAT

Foto udara lintasan Bandara Ewer di kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua.
Foto udara hamparan rumah di atas rawa dan sungai di kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua.
Foto udara hamparan rumah di atas rawa di kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua.
Perahu jenis longboat melintas di salah satu jalur sungai di Kabupaten Asmat, Papua.
Warga melintas di sungai menggunakan perahu longboat di Kabupaten Asmat, Papua.
Warga kampung Warse, Distrik Jetsy menuju pelabuhan Misi, Agats, Kabupaten Asmat, Papua.
Seorang anak berjalan di atas papan di kampung Jetsy, Kabupaten Asmat, Papua.
Warga melakukan aktivitas jual beli hasil bumi di Pelabuhan Agats, Kabupaten Asmat, Papua.
Warga berjalan di bawah ikon kota Agats di Kabupaten Asmat, Papua.
Nelayan memindahkan perahu saat air sungai surut di Pelabuhan Agats, Kabupaten Asmat, Papua.
Seorang anak melintas di bantaran sungai di kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua.
Warga melintasi sungai menggunakan perahu longboat di Kabupaten Asmat, Papua.
Warga melintasi aliran sungai kecil di Kabupaten Asmat, Papua.
Warga bermain bola di atas lapangan yang terbuat dari papan di kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua.
Warga berlari di atas jalan papan di Distrik Jetsy, Kabupaten Asmat, Papua.
Warga memeriksa pipa penyalur air hujan ke tempat penampungan air di kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua.

Suara mesin dari longboat memantul dari pepohonan dan hutan mangrove saat mengiringi perjalanan menuju distrik–distrik pedalaman di Kabupaten Asmat, Papua.

Perjalanan menuju distrik hanya bisa dilewati dengan jalur sungai sebagai jalan utama yang hanya bisa dilalui oleh kapal-kapal berkapasitas kecil. Sungai bagi warga Asmat merupakan halaman rumah dan sumber dari kehidupan masyarakat.

Aliran sungai besar dengan kecil saling berkait menembus hutan bakau, sagu, kayu besi. Menurut Rene Wassing dalam bukunya Asmat Art, sungai merupakan jantung transportasi bagi warga Asmat.

Masyarakat mendirikan kampung-kampung di tepi sungai dan menjadikan sungai sebagai jalur utama transportasi menuju kampung atau distrik di Kabupaten Asmat. Selain itu, kampung yang berdiri di atas rawa dan hutan ini, menjadikan jalan papan sebagai jalan utama untuk menghubungkan antar rumah.

Kondisi tanah berlumpur dan rawa menjadi ciri khas dari kota, kampung dan distrik di Kabupaten Asmat. Sedangkan jalan yang membentang dari dermaga kota Agats hingga ke pelosok kota berupa jalan yang terbuat dari papan kayu. Sedangkan rumah atau tempat tinggal dibangun di atas permukaan lumpur untuk menghindari air pasang.

Pada dasarnya aktivitas yang berlangsung di kota Agats seperti kota-kota lainnya di Indonesia seperti sekolah, pasar, olahraga dan aktivitas pemerintahan. Namun, kota ini memiliki pembeda dari kota lainnya adalah lantai yang terbuat dari kayu papan, bahkan masyarakat Agats bermain sepak bola di lapangan yang terbuat dari papan kayu.

Sisi keunikan kota atau distrik-distrik Kabupaten Asmat, ternyata masyarakatnya hingga kini mengalami kurangnya pasokan air bersih, karena kondisi tanah yang berlumpur dan rawa, sehingga masyarakat harus mengandalkan tadah hujan yang ditampung ke dalam tangki-tangki air.


Foto dan Teks: M Agung Rajasa

Pewarta: M Agung Rajasa | Editor:

Disiarkan: 20/02/2018 21:00