TATUNG, MANUSIA PILIHAN DEWA

Seorang Tatung (dukun Tionghoa yang kerasukan arwah dewa-dewa asal Tiongkok) melakukan ritual Bersih Jalan sehari sebelum Perayaan Cap Go Meh 2018 di Singkawang, Kalbar.
Seorang Tatung (dukun Tionghoa yang kerasukan arwah dewa-dewa asal Tiongkok) melakukan atraksi saat mengikuti Pawai Perayaan Cap Go Meh 2018 di Singkawang, Kalbar.
Asap dupa berhembus dari cawan saat berlangsungnya atraksi Tatung (dukun Tionghoa yang kerasukan arwah dewa-dewa asal Tiongkok) pada Perayaan Cap Go Meh 2018 di Singkawang, Kalbar.
Seorang Tatung (dukun Tionghoa yang kerasukan arwah dewa-dewa asal Tiongkok) melakukan atraksi saat mengikuti Pawai Perayaan Cap Go Meh 2018 di Singkawang, Kalbar.
Kaki seorang Tatung (dukun Tionghoa yang kerasukan arwah dewa-dewa asal Tiongkok) menginjak senjata tajam saat melakukan atraksi pada Pawai Perayaan Cap Go Meh 2018 di Singkawang, Kalbar.
Satu dari 13 anak Bong Khin Djung yang juga menjadi Tatung (dukun Tionghoa yang kerasukan arwah dewa-dewa asal Tiongkok), Antoni Holan (16) membakar lilin untuk sembahyang sebelum beratraksi pada Pawai Perayaan Cap Go Meh 2018 di Singkawang, Kalbar.
Satu dari 13 anak Bong Khin Djung yang juga menjadi Tatung (dukun Tionghoa yang kerasukan arwah dewa-dewa asal Tiongkok), Eva (18) sembahyang sebelum beratraksi pada Pawai Perayaan Cap Go Meh 2018 di Singkawang, Kalbar.
Tatung (dukun Tionghoa yang kerasukan arwah dewa-dewa asal Tiongkok) legendaris Singkawang, Bong Khin Djung (65) melakukan atraksi saat mengikuti Pawai Perayaan Cap Go Meh 2018 di Singkawang, Kalbar.
Seorang Tatung (dukun Tionghoa yang kerasukan arwah dewa-dewa asal Tiongkok) melakukan atraksi saat mengikuti Pawai Perayaan Cap Go Meh 2018 di Singkawang, Kalbar.
Dua Tatung (dukun Tionghoa yang kerasukan arwah dewa-dewa asal Tiongkok) melakukan atraksi saat mengikuti Pawai Perayaan Cap Go Meh 2018 di Singkawang, Kalbar.
Poster dua dari 13 anak Bong Khin Djung yang juga menjadi Tatung (dukun Tionghoa yang kerasukan arwah dewa-dewa asal Tiongkok) seperti Ayahnya, di kediaman mereka di Jalan Budi Utomo, Singkawang, Kalbar.
Tatung (dukun Tionghoa yang kerasukan arwah dewa-dewa asal Tiongkok) legendaris Singkawang, Bong Khin Djung (65) memberi pengarahan kepada anak-anaknya sesaat sebelum mengikuti Pawai Perayaan Cap Go Meh 2018 di Singkawang, Kalbar.

Tatung, satu nama yang lekat dengan perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat. Mereka hadir meramaikan perayaan yang digelar pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek. Beragam atraksi yang dilakukan menggunakan alat-alat tajam, diiringi suara gong bertalu-talu mengiringi atraksi tersebut. Terdengar riuh di tengah semerbak wangi dupa.

Tatung dalam bahasa Hakka adalah orang yang dirasuki roh dewa atau leluhur. Tak sembarang orang bisa menjadi tatung. Kemampuan itu bisa dimiliki melalui keturunan atau peristiwa tertentu. Tapi ada juga yang mempelajari untuk menjadi Tatung, melalui tuntunan seorang suhu atau guru. Namun pada umumnya, seseorang menjadi Tatung karena telah ditakdirkan sejak lahir atau mendapat 'panggilan' dalam perjalanan hidupnya. Tua muda, pria wanita tak bisa menolak jika 'panggilan' itu datang.

Bong Khin Djung atau Ajung (65), seorang Tatung yang berprofesi sebagai tukang gigi di Jalan Budi Utomo, Singkawang. Ia telah menjadi Tatung sejak usia tujuh tahun. Dewa yang mengikuti dirinya bernama Chau Liu Nyian Shai, seorang Dewa Langit dan panglima perang dari sebuah kerajaan di China daratan yang pandai mengobati orang sakit. Ajung memiliki 13 anak, 11 di antaranya adalah Tatung yang telah ditandai pada upacara di Tao Pek Kong. Seperti yang pernah ia alami saat pertama kali menjadi Tatung.

Tatung adalah budaya Tionghoa yang tak terpisahkan dari perayaan Cap Go Meh. Hingga kini tercatat terdapat 1.145 Tatung yang ada di Kota Singkawang dan sekitarnya. Mereka rutin hadir pada perayaan tersebut, yang telah menjadi agenda nasional pariwisata Indonesia.


Foto dan Teks: Jessica Helena Wuysang

Pewarta: Jessica Helena Wuysang | Editor:

Disiarkan: 15/03/2018 01:00