Atlet berjalan membawa dayung sebelum mengikuti lomba renang dan dayung melintasi Selat Sunda yang diselenggarakan oleh Korps Marinir di Kawasan Dermaga Pelabuhan Bandar Bakau Jaya, Lampung.
Perenang megecek kesehatan sebelum mengikuti lomba renang dan dayung melintasi Selat Sunda yang diselenggarakan oleh Korps Marinir di Kawasan Dermaga Pelabuhan Bandar Bakau Jaya, Lampung.
Petugas melintasi rute lomba renang dan dayung Selat Sunda yang diselenggarakan oleh Korps Marinir di Kawasan Dermaga Pelabuhan Bandar Bakau Jaya, Lampung.
Perenang melakukan persiapan sebelum mengikuti lomba renang dan dayung melintasi Selat Sunda yang diselenggarakan oleh Korps Marinir di Kawasan Dermaga Pelabuhan Bandar Bakau Jaya, Lampung.
Perenang melakukan persiapan sebelum mengikuti lomba renang dan dayung melintasi Selat Sunda yang diselenggarakan oleh Korps Marinir di Kawasan Dermaga Pelabuhan Bandar Bakau Jaya, Lampung.
Perenang melakukan persiapan sebelum mengikuti lomba renang dan dayung melintasi Selat Sunda yang diselenggarakan oleh Korps Marinir di Kawasan Dermaga Pelabuhan Bandar Bakau Jaya, Lampung.
Peserta renang ketika mengikuti lomba renang dan dayung melintasi Selat Sunda yang diselenggarakan oleh Korps Marinir di Kawasan Dermaga Pelabuhan Bandar Bakau Jaya, Lampung.
Peserta mengolesi tube dengan margarin ketika mengikuti lomba renang dan dayung melintasi Selat Sunda yang diselenggarakan oleh Korps Marinir di Kawasan Dermaga Pelabuhan Bandar Bakau Jaya, Lampung.
Peserta berenang ketika mengikuti lomba renang dan dayung melintasi Selat Sunda yang diselenggarakan oleh Korps Marinir di Kawasan Dermaga Pelabuhan Bandar Bakau Jaya, Lampung.
Atlet dayung mengikuti lomba renang dan dayung melintasi Selat Sunda yang diselenggarakan oleh Korps Marinir di Bakau Jaya Bakauheni Lampung.
Atlet dayung memacu kecepatan menuju finis pada lomba renang dan dayung melintasi Selat Sunda yang diselenggarakan oleh Korps Marinir di Tanjung Sekong, Banten.
Perenang memacu kecepatan menuju finis pada lomba renang dan dayung melintasi Selat Sunda yang diselenggarakan oleh Korps Marinir di Tanjung Sekong, Banten.
Perenang memacu kecepatan menuju finis pada lomba renang dan dayung melintasi Selat Sunda yang diselenggarakan oleh Korps Marinir di Tanjung Sekong, Banten.
Perenang minum air mineral seusai menyelesaikan renang melintasi Selat Sunda di Tanjung Sekong, Banten.
Bukan soal lomba, tapi ini ajang pembuktian prajurit Marinir, kata KSAL Laksamana Ade Supandi seusai memompa semangat prajurit yang akan mengikuti lomba renang dan dayung melintasi Selat Sunda.
Lomba yang diprakarsai Korps Marinir tidak lepas dari alam Indonesia yang sebagian besar merupakan perairan. Tahun ini Selat Sunda dipilih menguji nyali para prajurit sekaligus untuk merayakan HUT ke-72 Korps Marinir.
Dengan panjang 39 km, Selat Sunda merupakan penghubung pulau Jawa dan Sumatera dengan keadaan cuaca dan gelombang yang tidak menentu.
Berbekal fin, snorkel dan penerangan dari fosfor, hampir 300 prajurit mulai bersiap atas ponton Dermaga Bandar Bakau Jaya, Bakauheni, Lampung. Sebelum masuk ke air, prajurit mengolesi tubuh mereka dengan mentega atau oli yang berfungsi mencegah binatang air hinggap di tubuh mereka, khususnya ubur-ubur yang dapat menghambat perenang menuju finish. Selain itu lelah dan mengantuk merupakan tantangan yang harus dilewati perenang karena dilakukan pada malam hari.
Renang jarak jauh tersebut juga menjadi efek gentar bagi negara-negara di kawasan yang tidak semua prajurit dapat melakukannya. Kegiatan itu juga dalam rangka meningkatkan profesionalisme prajurit Korps Marinir.
Jika menggunakan kapal Ro-Ro membutuhkan waktu sekitar dua jam, maka perenang tercepat dari Marinir, yakni Kopda (Mar) Budi Santoso dapat menyelesaikannya dengan waktu tempuh sembilan jam 29 menit 56 detik.
Dengan nafas tersengal-sengal, satu persatu prajurit menyentuh garis finish, ada yang langsung berdiri, dipapah oleh rekan setim, bahkan harus ditandu petugas medis karena sudah kehabisan energi.
Renang lintas Selat Sunda ini tidak terlepas dari sejarah bangsa ini, dimana prajurit Marinir mampu bertahan selama tiga hari tiga malam di laut pada saat pembebasan Timor Timur pada 6 Desember 1975.
“Jalesu Bhumyamca Jayamahe”, Di laut dan darat kita jaya. Begitu slogan yang diagungkan oleh Korps Marinir.