ARENA PERTARUNGAN SENI DAN UNJUK KEKUATAN
Asian Games 2018 merupakan ajang yang ditunggu bagi para atlet terbaik negara-negara di Benua Asia. Perhelatan ini menjadi ajang unjuk gigi dan menorehkan prestasi bagi para atlet, demi bangsa dan negara.
Salah satu cabang olahraga yang cukup banyak dinanti ialah wushu. Seni bela diri tradisional Cina ini mulai dipertandingkan pada ajang Asian Games 1990. Pada pesta olahraga se-Asia ke-18 tahun 2018 di Jakarta-Palembang, Wushu mempertandingkan dua kategori, yaitu taolu atau seni dan sanda atau tarung.
Sebanyak 228 atlet dari 46 negara berlaga pada ajang wushu Asian Games 2018. Mereka saling bertarung unjuk kemampuan seni bela diri dan kekuatan untuk memperebutkan 14 medali emas yang dipertandingkan dari delapan kelas taolu dan enam kelas sanda.
Selama lima hari penyelenggaraan di Hall B Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, pada 19-23 Agustus 2018, medali emas dari cabang olahraga wushu diborong oleh para atlet dari negara asal seni bela diri ini, Cina. Enam medali emas dari kategori taolu disabet para atlet Cina. Satu emas diraih Makau. Kemudian satu medali emas direbut oleh tuan rumah Indonesia melalui Sang Ratu Wushu Asia, Lindswell.
Tak begitu berbeda dengan taolu, pada kategori sanda para atlet Cina nyaris menyapu bersih perolehan medali emas. Dari enam yang dipertandingkan, empat diraih para atlet Cina. Sisanya direbut oleh para atlet dari Negeri Para Mullah, Iran.
Prestasi tuan rumah Indonesia pada ajang Wushu Asian Games 2018 cukup membanggakan. Lima medali berhasil disumbang oleh para atlet Wushu kebanggaan Indonesia. Medali emas diraih Lindswell dari kategori taolu Taijiquan-Taijijian putri dan medali perak diraih Edgar Xavier Marvelo dari taolu Cangquan putra. Sementara medali perunggu diraih Achmad Hulaefi dari taolu Daoshu-Gunshu putra, Yusuf Widianto dari kategori sanda kelas 56 kilogram dan Puja Riyaya dari kelas 70 kilogram.
Foto dan Teks: Ismar Patrizki
Editor : Prasetyo Utomo
Pewarta: Ismar Patrizki | Editor:
Disiarkan: 26/08/2018 12:00