PEMBUKA TABIR DESA TERISOLIR
Pandemi COVID-19 telah berlangsung setahun lebih di tanah air. Berbagai upaya telah dilakukan secara menyeluruh dan gotong royong oleh banyak pihak. Mulai dari pengetatan regulasi, pengawasan kebiasaan, hingga pemberian vaksin massal.
Gerakan vaksinasi yang digalakkan pemerintah dan suksesi kuantitatif warga yang telah mendapatkan layanan vaksin memang sudah terlihat di perkotaan, namun angkanya berbanding terbalik di pedesaan, apalagi kawasan pelosok dan terisolir.
Di Jambi, yang memiliki empat Taman Nasional, angka vaksinasi juga terlihat kontras antara perkotaan dengan pedesaan. Di Kota Jambi, capaian vaksinasi COVID-19 sedang bergerak menuju 70 persen, sementara di Kabupaten Kerinci angka vaksinasi hingga pertengahan Oktober 2021 baru mencapai 30,87 persen atau terendah di Provinsi Jambi.
Gap komunikasi, perbedaan pemahaman dan sulitnya akses menjadikan kawasan pedesaan sebagai penyumbang terbesar jumlah warga yang belum mendapatkan layanan vaksin.
Berbagai upaya terus dilakukan guna menumbuhkan herd immunity hingga ke pelosok dan desa terisolir sekalipun. Salah satunya melalui upaya jemput bola vaksinasi seperti yang dilakukan Kepolisian Resor Merangin dan Kepolisian Sektor di bawahnya.
Adalah Desa Air Liki daÅ„ Desa Air Liki Baru yang berjarak sekitar 7,5 jam perjalanan saat musim kemarau dari pusat Pemerintahan Kabupaten Merangin sebagai sasaran jemput bola program vaksinasi pada Oktober 2021 lalu.Â
Kapolres Merangin, AKBP Irwan Andy Purnamawan mengatakan, program vaksinasi ke desa terisolir yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan masih berstatus tanpa sinyal jaringan telekomunikasi tersebut menjadi salah satu program prioritasnya. Dia berharap, semua warga tanpa terkecuali berhak mendapatkan layanan vaksin męski jauh dan terisolir sekalipun.
Desa Air Liki yang hanya bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua khusus dan perahu motor berada di Kecamatan Tabir Barat. Petugas kepolisian yang mendampingi tenaga kesehatan dari Puskesmas Muara Kibul harus menempuh jalan tanah dan menyusuri sungai dari Desa Ngaol untuk membawa peralatan vaksin.
Lelah perjalanan seakan terobati ketika melihat antusiasme warga menyambut kedatangan petugas di Balai Adat Desa setempat. Proses vaksinasi di bawah pengamanan Aparat Kepolisian Resor Merangin dań Kepolisian Sektor Tabir Ulu berjalan tertib meski dengan beberapa keterbatasan.
Tidak ada kartu vaksin dengan kode batang atau ponsel pintar dengan aplikasi PeduliLindungi di sana. Maklum, di sana tidak ada jaringan sinyal telekomunikasi dan listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tenaga kesehatan hanya bisa memberikan kartu vaksinasi manual yang ditulis tangan sebagai tanda bahwa mereka telah mendapat hak akan pelayanan kesehatan dari negara.
Foto dan Teks : Wahdi Septiawan
Editor : Fanny Octavianus
Pewarta: Wahdi Septiawan | Editor:
Disiarkan: 04/11/2021 15:00