MEMBANGUN NALURI PELAUT MUDA
Pagi itu angin berembus kencang diiringi hantaman gelombang laut dan suara jangkar yang terbentur dinding kapal, sementara langit tampak mendung.
Tooot... tooot... tooot...
Peran layar, peran layar, peran layar.
Siapkan layar untuk dikembangkan.
Suara alarm dan pengumuman keluar dari sejumlah pengeras suara memecahkan kesunyian pagi yang dingin di KRI Bima Suci-945 ketika melintas di Selat Tores, Perairan Laut Arafuru.
Di bawah tiang-tiang kapal yang menjulang dan layar- layar yang masih terlipat, dengan sigap awak KRI Bima Suci-945 bersama seluruh Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-69 berlari menuju geladak dan haluan kapal. Mereka mengambil peran dan posisi sesuai yang telah ditetapkan untuk mengembangkan layar guna mengurangi dampak hantaman ombak pada kapal.
Saat itu KRI Bima Suci-945 diterpa ombak setinggi lima meter dan angin kencang dengan kecepatan 39 knot ketika hendak menuju Townsville, Australia, dari Tual, Maluku Tenggara.
Mengembangkan layar saat diterpa ombak dan angin kencang bukanlah pekerjaan mudah. Berjalan di atas geladak KRI bima Suci-945 dalam situasi demikian seperti menaiki wahana “roller costerâ€, tubuh terasa terangkat, terhempas, dan perut terguncang mengikuti alur ombak.
Pelaut ulung tidak lahir dari ombak yang tenang, melainkan terbiasa menghadapi badai. Kiasan tersebut menjadi cerminan bagi 102 Taruna AAL Tingkat III Angkatan ke-69 saat mengikuti Latihan Praktek (Lattek) Kartika Jala Krida (KJK) 2022 dalam pelayaran selama 91 hari bersama KRI Bima Suci-945, kapal pengganti KRI Dewaruci, yang akan melakukan pelayaran muhibah duta bangsa, menempuh jarak 11,236 mil laut (nautical mile) yang penuh tantangan karena harus mampu mengatasi terpaan ombak besar dan badai.
Mereka digembleng oleh kegarangan laut yang akan membangun mental dan keberanian pelaut muda sekaligus calon pengawal samudera. Mereka harus tegar serta sabar saat menjalaninya.
Para calon perwira TNI AL ini mempunyai dua tugas utama, yaitu melatih naluri mereka sebagai pelaut serta menjadi duta bangsa. Dua tugas ini sejalan dengan tugas pokok TNI AL, yaitu tugas diplomasi dan menjaga kedaulatan Indonesia di laut.
Siang dan malam, para calon pemimpin masa depan TNI AL tersebut digembleng dengan tugas dan latihan untuk menguasai materi pelayaran angkatan laut, layaknya perwira pelaut yang harus selalu siap dan bertanggungjawab untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
Menurut Komandan KRI Bima Suci-945 Letkol Laut (P) Muhammad Sati Lubis kapal layar tiang tinggi ini memang hanya sesekali menggunakan layar. Dengan menjadi pelaut selama tiga bulan, naluri pelaut para taruna ini mulai dibangun. Secanggih apa pun kapal yang akan mereka awaki di masa depan, naluri dan keberanian tetap tidak bisa tergantikan. â€Mereka akan mengenal bagaimana arus dan angin, dan bagaimana memanfaatkan serta menggunakan layar kapalâ€, katanya.
Naluri ini yang akan terus membentuk mereka menjadi seorang perwira TNI AL yang mumpuni. Seorang perwira membutuhkan naluri ketika membuat keputusan, apalagi dalam kondisi kritis. Di saat yang sama, mereka juga harus mempertimbangkan banyak faktor, termasuk risiko dan bahaya bagi kapal dan kru dalam upaya menyelesaikan sebuah misi.
Selama pelayaran KJK 2022, mereka juga melaksanakan uji ketangkasan berkelompok agar terciptanya kerja sama dalam penyelesaian masalah yang muncul di setiap pelayaran. Mereka dituntut untuk mengimplementasikan semua teori yang diterima di akademi, sehingga memiliki keterampilan sebagai bekal penugasan di KRI setelah lulus menjadi perwira AL.
Dalam perjalanan dari Sydney, Australia, menuju Cairns dan Darwin, para pelaut muda tersebut berlatih bersama dengan sembilan orang Midshipmen (taruna) Royal Asutralia Navy (RAN) yang ikut dalam pelayaran KRI Bima Suci-945. Mereka saling bertukar ilmu, baik tentang pelayaran ataupun budaya, serta menjalankan misi diplomatik antarcalon pemimpin bagi kedua negara tersebut.
Pelayaran Kartika Jala Krida 2022 berlangsung selama 91 harı yang diikuti 208 personel terdiri dari taruna, pelatih, kru kapal, dan wartawan. Pelayaran dimulai dari Surabaya, Jawa Timur, menuju Jakarta. Dari Jakarta, KRI Bima Suci berlayar ke Changi, Singapura, lalu ke Sabah, Malaysia, kemudian menuju Tual, Maluku.
Dari Maluku, KRI Bima Suci-945 berlayar ke selatan menuju Australia lalu singgah di Kota Darwin, Cairns, Townsville, dan Sydney. Perjalanan pulang KRI Bima Suci-945 menempuh rute yang sama, yakni Sydney, Townsville, Cairns, kemudian ke Tual, Maluku Tenggara. Dari Tual, kapal melanjutkan pelayaran ke Bali dan berakhir di Surabaya.
Foto dan Teks : Nova Wahyudi
Editor : R Rekotomo
Pewarta: Nova Wahyudi | Editor:
Disiarkan: 31/10/2022 13:15