Mengasah kemandirian dari balik tembok jeruji besi
Berdiri di dataran tinggi perbatasan Jabar dan Jateng, bangunan kokoh mirip benteng ini adalah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Banjar, Jawa Barat.
Komplek seluas 10 hektare yang berada di bukit Gunung Putri, 4 hektare diantaranya berupa bangunan yang dikelilingi tembok kawat berduri.
Dari kejauhan, lapas Banjar terlihat dingin, tapi tak demikian dengan suasana di dalamnya.
Dihuni 456 warga binaan, lapas di Kota Banjar ini tak pernah sepi dari aktivitas kreatif. Melalui program pembinaan dan kemandirian, seluruh warga binaan tergabung dalam beberapa kelompok kerja. Diantaranya pokja kerajinan anyaman lidi, bambu, kertas, sablon, pertukangan, las, pertanian, peternakan, dan perikanan.
Program pembinaan bertujuan menyiapkan kemandirian para warga binaan ketika nantinya kembali ke tengah masyarakat.
Khusus untuk program pembinaan pertanian, pihak lapas memanfaatkan lahan tidur ilalang di sekitar lapas. Di tangan warga binaan, lahan tidur disulap jadi kebun sayuran sawi, terong dan kangkung. Sebagian hasil panen bahkan disuplai ke sejumlah pasar tradisional di Kota Banjar.
"Sehari hasil tani yang diperoleh itu kurang lebih 30 kilogram, dan kami jual ke Pasar Banjar,” kata Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja Lapas Banjar Donny Irawan.
Selain menyuplai produk sayuran, lapas Banjar juga menerima sumbangan bibit pohon dari masyarakat untuk ditanam di area lapas. Diantaranya pohon mahoni, kopi, durian, kelapa, aren, dan rambutan.
"Minimal apa yang kami tanam, bisa menyumbang oksigen bagi masyarakat kota Banjar," kata Kalapas Kelas IIB Kota Banjar, Mohammad Maulana.
Kalapas Banjar juga menegaskan, seluruh program pembinaan warga binaan digelar menggunakan dana lembaga, tanpa ada pungutan liar.
Foto dan teks: Adeng Bustomi
Editor: Andika Wahyu
Pewarta: Adeng Bustomi | Editor:
Disiarkan: 18/10/2023 15:21