Meniti jalur darat penyambung negara serumpun
Melintasi jalan aspal lurus dan berkelok dengan suasana bentang hutan Kalimantan, perkebunan dan permukiman warga, menjadi gambaran pemandangan perjalanan darat dari Pontianak menuju Sarawak Malaysia dan Bandar Seri Begawan Brunei Darussalam menggunakan angkutan Antar Lintas Batas Negara (ALBN)
Dari data Kementerian Perhubungan, ada tiga operator bus dari Indonesia yang mempunyai izin pelaksanaan angkutan ALBN pada trayek tersebut, salah satunya Perum Damri. Pontianak menjadi titik berlabuhnya sejumlah armada bus yang melayani rute perjalanan lintas negara ini.
Keberangkatan bus berawal dari Terminal Sei Ambawang, Pontianak menuju Kuching Sentral Bus Terminal di Sarawak Malaysia. Rute ini dibagi menjadi dua perjalanan yaitu pada pagi pukul 07.00 WIB dan malam hari pukul 23.00 WIB dengan harga tiket Rp270.000 per orang.
Sedangkan untuk jurusan Pontianak ke Bandar Seri Begawan, keberangkatan hanya ada pada hari Senin, Rabu, dan Jumat pada pukul 07.00 WIB. Sebaliknya, dari Brunei ke Pontianak, keberangkatan dibuka pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu sekitar pukul 14.00 waktu setempat, dengan harga tiket sekitar Rp1,1 juta per orang.
Fasilitas bus antarnegara tersebut, cukup membuat nyaman para penumpang. Ada pijakan kaki, AC yang sejuk, kompartemen penyimpan barang pada bagian atas, stop kontak untuk mengisi daya, toilet mini dan jarak antarkursi penumpang yang lumayan luas.
Perjalanan dari Pontianak menuju Brunei Darussalam membutuhkan waktu sekitar 22 jam, dengan jarak tempuh mencapai 1.137 Kilometer. Selama perjalanan, bus akan berhenti beberapa kali untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) dan juga di rumah makan sembari beristirahat.
Perjalanan panjang antarnegara ini memang melelahkan dan menguras waktu yang cukup lama. Namun, bagi sebagian warga Pontianak, rute perjalanan tersebut adalah pilihan terbaik, dibandingkan harus terbang ke Jakarta terlebih dahulu dan dilanjutkan ke Kuching atau Brunei Darussalam.
Angkutan ALBN ini merupakan implementasi dari Konektivitas ASEAN yang digaungkan pertama kali melalui Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) pada 2010. Ini merupakan program kerja sama antaranegara-negara ASEAN, dengan membangun keterhubungan transportasi dan infrastruktur di negara-negara Asia Tenggara guna mewujudkan komunitas ASEAN.
Konektivitas ASEAN ini tidak hanya berbicara soal kesuksesan infrastruktur dan transportasi yang mampu menghubungkan beberapa negara. Tetapi juga berkaitan dengan keberlanjutan pembangunan, inovasi digital, logistik tanpa hambatan, regulasi yang unggul serta mobilitas orang.
Data Kantor Imigrasi Entikong Kalbar menyebutkan, pelaku perjalanan luar negeri yang melewati Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong rata-rata 532 orang di hari biasa dan 700 orang pelintas saat akhir pekan. Angka tersebut naik dua kali lipat saat hari libur.
Adanya angkutan ALBN tersebut tentunya akan memudahkan masyarakat khususnya warga Pontianak dalam melakukan perjalanan ke luar negeri melalui jalur darat, dengan harga terjangkau.
Kemudahan konektivitas negara serumpun tersebut, akan mempermudah mobilisasi masyarakat sekaligus meningkatkan kolaborasi yang baik antara Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Foto dan teks : Nova Wahyudi
Editor : Prasetyo Utomo
Pewarta: Nova Wahyudi | Editor:
Disiarkan: 17/10/2023 13:48