Santri berdikari jayakan negeri
Lantunan lagu keroncong sayup-sayup terdengar menyambut pagi, mengiringi derap langkah para santri dan santriwati yang sedang berlarian menuju ruang kelas di Pesantren Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.
Pesantren yang didirikan pada tahun 1996 itu memiliki jenjang pendidikan yang lengkap mulai dari Pendidikan Usia Dini (Paud) hingga Perguruan Tinggi. Sedangkan sistem pengajaran dan pendidikan disesuaikan dengan kurikulum yang telah dibuat oleh Kemendikbud.
Selain diajarkan tentang kaidah dan syariat islam, santri juga ditanamkan rasa nasionalisme. Sebelum kelas dimulai, para santri dan pengajar diwajibkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya tiga stanza.
Para santri yang sudah memasuki tingkat Ulya (setara SMA/MA) akan mendapatkan pembekalan kemandirian dan tambahan pengetahuan lainnya, salah satunya tentang perkembangan teknologi perkebunan atau bioteknologi. Mereka mendapat pendampingan dengan para peneliti dan mahasiswa Universitas Al-Zaytun
Teknologi yang diberikan kepada santri salah satunya adalah cara budidaya tanaman melalui metode kultur jaringan dimana metode tersebut memungkinkan memperbanyak tanaman dengan kontrol yang lebih baik. Al-Zaytun juga membangun laboratorium untuk mendukung riset dan perkembangan bioteknologi..
Pesantren dengan luas 1.200 hektar ini juga mempunyai lahan persawahan sendiri untuk memenuhi kebutuhan pangan para santri, pengajar dan pekerja di ponpes tersebut. Mereka juga membangun gudang beras untuk menampung hasil panen yang juga dijual untuk masyarakat sekitar melalui koperasi.
Semua pengetahuan tambahan tersebut diberikan kepada para santri untuk menumbuhkan sikap mandiri serta mampu beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan teknologi. Hal ini sesuai dengan misi pesantren tersebut untuk menjadi pusat pendidikan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian, menuju masyarakat sehat, cerdas dan manusiawi.
Foto dan teks : Muhammad Adimaja
Editor : Wahyu Putro A
Pewarta: Muhammad Adimaja | Editor:
Disiarkan: 22/10/2023 14:05