Menyaring sampah Ciliwung berbuah kompos dan RDF

Foto area Saringan Sampah segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta.
Petugas kebersihan DKI Jakarta mengoperasikan alat berat untuk membersihkan sampah dari Sungai Ciliwung di Saringan Sampah segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta.
Petugas kebersihan DKI Jakarta memperbaiki alat berat di Saringan Sampah segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta.
Petugas kebersihan DKI Jakarta mengoperasikan alat berat untuk mengangkat sampah ke mesin pencacahan tahap pertama di Saringan Sampah segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta.
Petugas kebersihan DKI Jakarta mengoperasikan alat pencacahan sampah di Saringan Sampah segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta.
Petugas kebersihan DKI Jakarta memantau alat pencacahan sampah tahap pertama di Saringan Sampah segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta.
Kondisi tumpukan sampah usai dicacah pada tahap pertama di Saringan Sampah segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta.
Petugas kebersihan DKI Jakarta memilah sampah organik dan anorganik di Saringan Sampah segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta.
Petugas kebersihan DKI Jakarta mengolah bahan baku kompos di Saringan Sampah segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta.
Petugas kebersihan DKI Jakarta menunjukkan hasil kompos yang diolah dari sampah Sungai Ciliwung di Saringan Sampah segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta.
Petugas kebersihan DKI Jakarta menebar pupuk kompos ke tanaman kangkung di kebun kawasan Saringan Sampah segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Provinsi DKI Jakarta menjadi kota dengan timbunan sampah terbanyak keempat di Indonesia. Penyebab banyaknya sampah di DKI Jakarta tidak hanya bersumber dari warga Jakarta saja, tapi ada pula sampah kiriman dari wilayah Bogor dan Depok yang terbawa aliran Sungai Ciliwung. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus mencari solusi untuk menanggulangi persoalan sampah di sungai tersebut.

Memanfaatkan lahan seluas 7.048 meter persegi di samping aliran Sungai Ciliwung segmen TB Simatupang, Pemprov DKI Jakarta membangun saringan sampah dengan anggaran senilai Rp195 miliar sebagai salah satu solusi nyata untuk menangani masalah sampah yang terus terjadi di ibu kota.

Saringan Sampah segmen TB Simatupang ini berhasil mencegat ratusan meter kubik sampah kiriman dari hulu Sungai Ciliwung menuju Jakarta. Menurut pengawas Unit Penanganan Sampah (UPS) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Bily Sagala, sejak beroperasi pada November 2023, saringan sampah tersebut mampu mencegat 230 meter kubik sampah yang terdiri dari kayu, karet, plastik, tekstil, kaca hingga logam. 

Proyek saringan dan penanganan sampah di Sungai Ciliwung Segmen TB Simatupang dibangun dengan dua ponton terapung dan satu bangunan segmen untuk penanganan berlapis yakni penyaringan dan pencacahan sampah. Sistem kerja ponton terapung berfungsi untuk mengarahkan sampah ke segmen sungai. 

Sistem saringan dilakukan secara berlapis sehingga pengambilan sampah dari Sungai Ciliwung dapat dilakukan secara berjenjang, dari saringan kasar sampai ke saringan yang lebih halus. Sementara itu sistem pencacahan terbagi menjadi dua tahap. Pencacahan tahap pertama berfungsi untuk mencacah sampah berukuran besar seperti kayu, bambu, kasur, bekas bangunan, dan lain-lain menjadi ukuran 10-20 cm. Pada tahap pencacahan kedua, sampah yang telah melalui pencacahan pertama dicacah kembali menjadi ukuran 3-5 cm. Sampah yang telah melalui pencacahan kedua akan menghasilkan 43 persen kompos dan 53 persen Refuse Derived Fuel (RDF) serta sisanya berupa residu.

Hingga akhir November 2023, pengolahan sampah di lokasi tersebut telah mengkonversi 145.290 kilogram sampah menjadi RDF yang selanjutnya bisa digunakan sebagai alternatif bahan bakar pengganti batu bara. 

Dengan fasilitas tersebut, tumpukan sampah yang biasanya tersendat di Manggarai dan Kampung Melayu dapat terurai sehingga mengurangi potensi penyebab banjir. Karena selama ini tumpukan sampah di pintu air menyebabkan air sungai meluap sehingga membanjiri kawasan sekitarnya. Jadi selain mengatasi penumpukan sampah, fasilitas itu juga bisa mengolah sampah menjadi produk yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. 


Foto dan Teks : Galih Pradipta
Editor : Andika Wahyu



 

Pewarta: Galih Pradipta | Editor:

Disiarkan: 11/12/2023 15:42