Meraba kemenangan di bulan suci dari rumah para penyandang tunanetra
Jemari para penyandang tunanetra menyusuri titik demi titik huruf Al Quran Braille dengan lantunan ayat suci saat tadarus yang terdengar sayup di ruang masjid Panti Guna Yapti di Makassar, Sulawesi Selatan.
Panti yang berada di bawah naungan Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia (Yapti) itu menjadi rumah bagi 46 penyandang tunanetra dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Sebagian dari mereka menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) A Yapti Makassar yang berada di dalam lokasi panti dan sebagian lainnya telah terdafatar sebagai mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di daerah itu. Sekolah dan panti tersebut telah berdiri sejak 1969 dan sudah meluluskan ratusan alumni.
Memasuki bulan Ramadhan yang penuh keberkahan dan paling ditunggu oleh umat Islam, termasuk para penyandang tunanetra di panti itu, membawa kegembiraan tersendiri bagi mereka. Meski ada kerinduan dengan keluarga di kampung halaman namun kebersamaan yang terbangun antarsesama penyandang tunanetra menjadi penawarnya.
“Bulan puasa di sini tidak kalah menyenangkan dibandingkan dengan di kampung. Banyak teman-teman di sini yang bisa dibilang senasib seperjuangan, sudah seperti saudara. Saat sahur dan buka puasa bersama juga sangat mengesankan bagi kami.” ungkap Kurnia Ananta Sam (26), penyandang tunanetra asal Kabupaten Enrekang, Sulsel saat ditemui di kamarnya disela membaca Al Quran Braille.
Dalam proses belajar dan mengajar di SLB khusus tunanetra itu pada minggu pertama dan kedua Ramadhan 1445 Hijriah sengaja diliburkan dan diganti dengan berbagai kegiatan amaliah Ramadhan seperti kajian agama, dzikir bersama, serta tadarus. Melalui Oraganisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) mereka juga mengisi Ramadhan dengan menggelar perlombaan seperti lomba azan, membaca Al Quran Braille, menyanyi lagu kasidah, dan lomba menghafal Al Quran.
Dengan keteguhan hati, tangan-tangan mereka meraba untuk menuntun langkah dalam melaksanakan berbagai kegiatan, termasuk kegiatan harian membersihkan area panti dan sekolah serta memperbanyak ibadah selama bulan suci Ramadhan.
Menurut Sekretaris Yapti sekaligus Kepala SLB A Yapti Makassar, Subu, kegiatan amaliah Ramadhan itu diharapkan dapat meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri anak-anak panti. Terutama meningkatkan pemahaman ilmu agama guna lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
“Yang kami harapkan setelah kegiatan amaliah itu mereka bisa lebih percaya diri dan lebih mandiri, misalnya mereka mengajukan diri jadi muazin atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan ketika pulang ke kampungnya. Dan yang paling penting mereka lebih memahami pertanggungjawaban dirinya kepada Allah SWT.” ungkap Subu.
Saat memasuki pekan ketiga dan keempat Ramadhan, beberapa penyandang tunanetra penghuni panti mulai mudik ke kampung halamannya dengan dijemput keluarganya. Sementara yang lainnya memilih tetap berada di panti untuk merayakan hari kemenangan, Hari Raya Idul Fitri 1445 H.
Foto dan teks: Arnas Padda
Editor: R Rekotomo
Pewarta: Arnas Padda | Editor:
Disiarkan: 04/04/2024 09:27