Pulang adalah tujuan
Di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, gerbang terbuka lebar bagi ribuan pemudik yang memeluk rindu, meniti langkah dalam detik-detik yang penuh harapan menuju kampung halaman. Namun dalam arena kepergian yang dipenuhi mimpi terkadang takdir menganyam jalan dengan tantangan yang tak terduga.
Di tepian dermaga hening senja terpecahkan dalam gemuruh gelisah, menyatu dengan desiran angin yang membawa kabar kemacetan sepanjang 19 KM di Jalan Tol Jakarta-Merak menuju Pelabuhan Merak yang tak kunjung berakhir.
Sepanjang jalur menuju dermaga, deretan kendaraan terhampar bagai raksasa yang terlelap menanti panggilan sang waktu untuk melangkah lebih jauh ke dalam pelabuhan yang padat.
Di antara gemerlap lampu pelabuhan, ragam kegiatan pemudik yang menunggu antrean untuk masuk kapal terekam sangat jelas. Ada yang terlelap dalam pelukan mimpi, sementara yang lain tergila-gila dengan dunia maya dalam gawai mereka.
Bau harum perbekalan masakan rumah juga menyatu dengan aroma keramaian percakapan. Dan di sela-sela itu ikatan tak terduga terjalin di antara para pemudik, menyatukan hati yang awalnya asing menjadi satu dalam cerita yang sama yaitu pulang adalah tujuan.
Salah satu pemudik dari Jakarta dengan tujuan Bengkulu Bernama Ikhsan mengungkapkan kegelisahannya, "Kami sudah menunggu di dalam mobil selama lebih dari 9 jam, takut kami harus merayakan lebaran di perjalanan." Katanya.
Sementara itu perempuan paruh baya Zuminah seorang pemudik yang hendak pulang ke Lampung mengungkapkan kekecewaannya, "Saya sudah menyiapkan segalanya dengan baik untuk pulang kampung, ternyata macetnya parah, ya mau gimana lagi, sekarang hanya bisa bersabar." Imbuhnya.
Di tengah kekhawatiran dan kekecewaan para pemudik, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Perhubungan, dan para pemangku kepentingan Pelabuhan Merak memutuskan bahwa feri Merak - Bakauheni akan melaksanakan tugasnya hanya untuk menurunkan penumpang, lalu kembali bertolak menuju Merak dengan tujuan untuk mengurangi waktu tunggu para pemudik.
Dalam aliran waktu yang mengalir, pengalaman itu menegaskan akan pentingnya kesabaran dan kepercayaan dalam menghadapi cobaan.
Di antara riuh rendahnya pelabuhan Merak terhamparlah keajaiban dari tekad yang teguh dan semangat membara selayaknya deru ombak yang memandu kita kembali ke pangkuan keluarga.
Foto dan teks: Rivan Awal Lingga
Editor : Prasetyo Utomo
Pewarta: Rivan Awal Lingga | Editor:
Disiarkan: 13/04/2024 06:35