Oase pemudik Jalur Pantura

Pemudik sepeda motor melintasi Jalan Raya Pantura, Indramayu, Jawa Barat.
Foto udara posko mudik UPPKB Losarang di Jalan Raya Pantura, Indramayu, Jawa Barat
Petugas Dishub Indramayu (kiri) mendata pemudik yang beristirahat di UPPKB Losarang di Jalan Raya Pantura, Indramayu, Jawa Barat.
Pemudik sepeda motor beristirahat di posko mudik Dompet Dhuafa, Taman Cirebon Power, Cirebon, Jawa Barat.
Pemudik tujuan Brebes, Raya memeriksa kondisi burung cucak ijo di posko mudik UPPKB Losarang, Jalan Raya Pantura, Indramayu, Jawa Barat.
Pemudik sepeda motor beristirahat di posko mudik Dompet Dhuafa, Taman Cirebon Power, Cirebon, Jawa Barat.
Pemudik masuk ke mobile toilet Kementerian PUPR di UPPKB Losarang di Jalan Raya Pantura, Indramayu, Jawa Barat.
Terapis memijat pemudik sepeda motor di UPPKB Losarang di Jalan Raya Pantura, Indramayu, Jawa Barat.
Pemudik sepeda motor tujuan Purbalingga, Asto berpose di UPPKB Losarang di Jalan Raya Pantura, Indramayu, Jawa Barat.
Foto kolase anggota Pramuka mengatur lalu lintas dengan anak-anak yang bermain di UPPKB Losarang di Jalan Raya Pantura, Indramayu, Jawa Barat.
Pemudik sepeda motor beristirahat di posko mudik UPPKB Losarang, Jalan Raya Pantura, Indramayu, Jawa Barat.
Mekanik memperbaiki sepeda motor pemudik di posko mudik Dompet Dhuafa, Taman Cirebon Power, Cirebon, Jawa Barat.
Pemudik sepeda motor beristirahat di posko mudik UPPKB Losarang, Jalan Raya Pantura, Indramayu, Jawa Barat
Deretan motor pemudik terparkir di UPPKB Losarang, Jalan Raya Pantura, Indramayu, Jawa Barat.

Jalur Pantai Utara Jawa, atau yang akrab dikenal sebagai Pantura, bukan sekadar jalur transportasi biasa. Ia adalah seperti simfoni yang tak pernah sepi, dengan irama keseharian yang terus berlangsung. Jalur tersebut menghubungkan Ibu Kota Jakarta, dengan sejumlah kota besar di Jawa seperti Karawang, Indramayu, Cirebon, Semarang, Surabaya, dan Malang.



Setiap tahunnya, saat musim mudik tiba, Pantura menjadi jalur penuh dengan kendaraan yang membawa puluhan ribu pemudik yang ingin berkumpul dengan keluarga di kampung halaman.





Namun, di tengah hiruk pikuk kesibukan perjalanan ratusan kilometer itu. Pantura tidak hanya menawarkan jalan yang panjang dan padat. Di antara riuhnya lalu lintas dan kegiatan sehari-hari, tersebarlah posko-posko mudik gratis yang memberikan nafas segar bagi mereka yang lelah akan perjalanan.



Asto, pemudik dari Kapuk, Jakarta tujuan Purbalingga mengaku senang dengan keberadaan banyaknya posko-posko mudik di Jalur Pantura ini. “Saya terakhir mudik ke kampung (Purbalingga) 10 tahun yang lalu, belum banyak posko-posko, sekarang banyak jadi enak, kalau lelah ya tinggal pilih aja mau istrirahat di posko mana,” kata Asto.





Dengan berbagai fasilitas yang disediakan seperti tempat istirahat, air minum, makanan ringan, dan pelayanan kesehatan ringan, posko mudik menjadi tempat yang sangat berarti bagi para pemudik yang melintasi Pantura.



Sama halnya dengan Asto, Raya pemudik dari Karawang, Jawa Barat tujuan Brebes, Jawa Tengah mengatakan bahwa dirinya saat musim mudik tiba selalu memanfaatkan posko-posko gratis di Jalur Pantura itu.



“Tiap tahun saya selalu mampir sini, saya kicau mania, jadi setiap mudik selalu bawa burung peliharaan, jadi setiap mampir ke posko saya selalu memeriksa kondisi burung bawaan saya,” kata Raya.



Posko mudik gratis yang menjadi oase yang sangat dinantikan para pemudik ini bukan hanya tempat istirahat, tetapi juga merupakan tempat di mana mereka dapat menyingkirkan kelelahan sejenak dan memulihkan energi sebelum melanjutkan perjalanan.





Foto dan teks : Aprillio Akbar



Editor : Prasetyo Utomo

Pewarta: Aprillio Akbar | Editor:

Disiarkan: 13/04/2024 06:20