Foto udara aerial wilayah Sasi Laut di Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Sejumlah pemuka agama mengantar masyarakat untuk mengikuti prosesi Tradisi Buka Sasi di Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Sejumlah warga mengikuti prosesi Tradisi Buka Sasi di Perairan Misool, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Tetua Adat Kampung Kapatcol Yoseph Weutot (tengah) bersama Petuanan Adat Yohanis Hey (kanan) dan Alex Mangar (kiri) melarung pon fapo saat prosesi Tradisi Buka Sasi di Perairan Misool, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Tetua Adat Kampung Kapatcol Yoseph Weutot (kanan) bersama Petuanan Adat Yohanis Hey (tengah) dan Alex Mangar (kiri) memimpin prosesi Tradisi Buka Sasi di Perairan Misool, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Masyarakat menyelam saat Tradisi Buka Sasi di Perairan Misool, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Perempuan Waifuna Yolanda Kacili menggunakan kacamata molo (selam) tradisional sebelum mengikuti prosesi Tradisi Buka Sasi di Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Perempuan Waifuna Yolanda Kacili menyelam saat Tradisi Buka Sasi di Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Petuanan Adat Yohanis Hey (kiri) dan Perempuan Waifuna Yolanda Kacili (kanan) mengamati dasar laut sebelum melakukan penyelaman saat prosesi Tradisi Buka Sasi di Perairan Misool, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Perempuan Waifuna Yolanda Kacili mengambil teripang saat Tradisi Buka Sasi di Perairan Misool, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Perempuan Waifuna Yolanda Kacili (kiri) dan Yunance Kacili (kanan) menunjukkan hasil tangkapan Teripang dan Lola saat Tradisi Buka Sasi di Perairan Misool, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Warga menunjukkan Lola hasil tangkapan saat Tradisi Buka Sasi di Perairan Misool, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Dua mama Papua melakukan proses pengasapan teripang hasil panen saat Tradisi Buka Sasi sebelum dijual di Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Mama Papua melakukan proses pengasapan teripang hasil panen saat Tradisi Buka Sasi sebelum dijual di Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Perempuan Waifuna Yolanda Kacili beristirahat usai melakukan penyelaman saat Tradisi Buka Sasi di Perairan Misool, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Dentang lonceng gereja memecah keheningan saat matahari bersinar di ujung timur Indonesia, tepatnya di Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Lonceng itu bukan penanda adanya ibadah mingguan, melainkan panggilan untuk tradisi yang mengakar kuat, yakni tradisi Buka Sasi Laut, sebuah sistem adat dalam mengelola sumber daya alam di daratan maupun lautan.
Tradisi Sasi merupakan cerminan kearifan lokal dengan aturan yang mengikat. Sebelum upacara buka Sasi, masyarakat dilarang mengambil lobster, teripang dan lola selama periode tutup Sasi. Saat buka Sasi masyarakat tidak boleh mengambil secara serakah karena ada aturan ukuran dan jenis yang boleh diambil di lokasi Sasi seluas 213 hektar itu.
Pengelolaan Sasi laut dilakukan oleh kelompok Waifuna yang berarti yang terberkati oleh Tuhan dengan jumlah anggota sebanyak 36 orang, sebagian besar berumur 30 tahun keatas.
Di antara para Waifuma itu, ada sosok Yolanda Kacili (23), seorang mama muda yang merupakan cucu dari ketua Kelompok Waifuma, Almina Kacili dengan memiliki kemampuan menyelam atau molo hingga sedalaman 19 meter.
Yolanda bukan hanya penerus, tetapi juga salah satu tonggak keberlanjutan bagi warisan adat yang kaya akan makna.
Selama tiga hari pelaksanaan, para Waifuma ttersebut berhasil menangkap 1.138 teripang, 599 lola dan 20 lobster. Atas kesepakat bersama, hasil tangkapan dijual untuk membiayai perawatan dua anak yang sakit dan kebutuhan lainnya di kampung tersebut.
Keberhasilan masyarakat setempat dalam menjaga ekosistem laut tak lepas dari peran Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang mendampingi pengelolaan Sasi. YKAN menjadi tonggak penting untuk menjaga ekosistem laut yang rentan di tengah tekanan pembangunan modern.
Teks dan Foto: Bayu Pratama S
Editor : Wahyu Putro A