Merawat "jendela dunia" warisan Sang Proklamator

Pengunjung melintas di dekat patung Presiden Sukarno di Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar, Jawa Timur.
Petugas membawa buku-buku koleksi langka yang akan dibersihkan dan dilakukan perawatan dari ruang koleksi khusus menuju ruang perawatan koleksi di Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar, Jawa Timur.
Petugas mengenakan pakaian khusus sebelum melakukan pembersihan dan perawatan buku langka dan naskah kuno di ruang perawatan koleksi Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar, Jawa Timur.
Petugas menggunakan sarung tangan dan pakaian khusus sebelum melakukan pembersihan dan perawatan buku langka dan naskah kuno di ruang perawatan koleksi Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar, Jawa Timur.
Petugas mengidentifikasi guna memastikan kondisi buku koleksi langka milik Presiden Sukarno sebelum melakukan pembersihan dan perawatan di ruang perawatan koleksi Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar, Jawa Timur.
Petugas membersihkan buku koleksi langka milik Presiden Sukarno di ruang perawatan koleksi Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar, Jawa Timur.
Petugas meracik cairan kimia yang digunakan untuk membersihkan naskah kuno yang ditulis di atas lontar di ruang perawatan Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar, Jawa Timur.
Petugas mengidentifikasi guna memastikan kondisi naskah kuno sebelum melakukan pembersihan dan perawatan naskah kuno yang ditulis di atas lontar di ruang perawatan koleksi Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar, Jawa Timur.
Petugas mengidentifikasi guna memastikan kondisi naskah kuno sebelum melakukan pembersihan dan perawatan naskah kuno yang ditulis di atas lontar di ruang perawatan koleksi Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar, Jawa Timur.
Petugas memotret ulang buku koleksi langka milik Presiden Sukarno untuk disimpan dalam bentuk digital di ruang perawatan koleksi Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar, Jawa Timur.
Petugas menyimpan kembali buku-buku koleksi langka yang telah dibersihkan di tempat penyimpanan khusus di ruang koleksi khusus Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar, Jawa Timur.
Petugas memeriksa tingkat pencahayaan ruangan penyimpanan koleksi langka dan koleksi khusus agar tingkat kelembaban dan keasaman ruangan tetap terjaga di Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar, Jawa Timur.

Siang itu sejumlah pegawai bersiap melaksanakan tugasnya sebagai pustakawan yang diberi mandat khusus untuk merawat ribuan buku di Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar, Jawa Timur. Mereka harus memastikan buku-buku yang merupakan “jendela dunia”  bernilai tinggi itu tetap dapat tersimpan dan terawat dengan baik sehingga bisa menjadi rujukan untuk perkembangan budaya dan peradaban Indonesia sampai generasi selanjutnya.



Perpustakaan Proklamator Bung Karno adalah perpustakaan kepresidenan yang termasuk dalam jenis perpustakaan khusus yang bertugas untuk meningkatkan kecintaan kepada budaya dan peradaban Indonesia serta merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI). Perpustakaan yang diresmikan pada 3 Juli 2004 oleh Presiden Megawati Sukarnoputri itu berada dalam satu kawasan dengan makam Proklamator Bung Karno di Jl. Kalasan No.1 Kota Blitar.



Perpustakaan Proklamator Bung Karno menyimpan 126.941 judul buku, atau sekitar 250.087 eksemplar buku, yang di antaranya terdapat 5.301 eksemplar buku koleksi langka, empat naskah kuno, dan 7.735 eksemplar koleksi khusus bung karno.



Pengertian koleksi langka adalah koleksi buku terbitan tahun 1980 ke bawah yang sifatnya tertutup serta terbatas dan hanya boleh dibaca di tempat. Sedangkan naskah kuno merupakan semua dokumen tertulis yang tidak dicetak atau tidak diperbanyak dengan cara lain, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri yang berumur paling rendah 50 tahun dan mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Sementara koleksi khusus Bung Karno adalah koleksi berupa buku yang ditulis oleh Bung  Karno, buku yang ditulis orang lain tentang Bung Karno, maupun buku-buku yang dibaca oleh Bung Karno serta karya-karya pejuang bangsa lainnya.



Banyaknya koleksi buku yang tersimpan di Perpustakaan Proklamator Bung Karno tersebut memerlukan perawatan khusus dan tugas itu diserahkan kepada sejumlah pustakawan. Tugas mereka antara lain  melakukan preservasi preventif (pencegahan dan perawatan) yakni dengan melakukan pengecekan suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya secara berkala di ruang koleksi. Termasuk pemberian kapur barus (napthalene) dan silica gel.



Kemudian tugas preservasi kuratif yaitu melakukan perbaikan kerusakan yang terjadi pada buku (bahan pustaka). Dan yang terakhir adalah digitalisasi naskah atau melakukan upaya pelestarian dan penyelamatan koleksi dengan cara merekam buku dan memindahkannya dalam bentuk digital.



Perpustakaan Proklamator Bung Karno didirikan karena adanya keinginan yang kuat dalam menumbuhkan nasionalisme Indonesia untuk menghadapi globalisme dan kekaguman akan sosok Bung Karno dengan pemikiran dan cita-citanya dalam meletakan fondasi kebangsaan Indonesia.



Pada koleksi khusus Perpustakaan Proklamator Bung Karno terkandung gagasan, ide, cita-cita, dan sejarah perjuangan serta kegigihan Bung Karno dan para pejuang bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Keberadaannya diharapkan dapat menjadi motivasi untuk menggugah rasa nasionalisme dan patriotisme serta meningkatkan wawasan kebangsaan para generasi penerus.



"Bagi saya ilmu pengetahuan hanyalah berharga penuh jika ia dipergunakan untuk mengabdi kepada praktek hidupnya manusia, atau praktek hidupnya bangsa, atau praktek hidupnya dunia kemanusiaan." (Pidato Presiden Sukarno ketika menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 19 September 1951)



Foto dan teks: Irfan Anshori

Editor: R Rekotomo

Pewarta: Irfan Anshori | Editor:

Disiarkan: 15/10/2024 16:21