Menjaga asa di hotel lansia

Personel Bagops Polres Singkawang Aipda Muhamad Irvan (kiri) berbincang dengan dua lansia yang dirawatnya di Panti Jompo Yayasan Netizen Cinta Singkawang, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Personel Bagops Polres Singkawang Aipda Muhamad Irvan (kanan) memapah lansia bernama Ama yang dirawat di Panti Jompo Yayasan Netizen Cinta Singkawang, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Perawat magang memapah seorang lansia saat berjalan melewati selasar Panti Jompo Yayasan Netizen Cinta Singkawang di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Seorang siswa perawat mendorong kursi roda lansia di ruang terbuka di Panti Jompo Yayasan Netizen Cinta Singkawang, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Tenaga kesehatan didampingi perawat magang mengganti perban di kaki seorang lansia yang mengalami luka bakar di Panti Jompo Yayasan Netizen Cinta Singkawang, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Seorang staf perawat menyiapkan hidangan untuk lansia yang dirawat di Panti Jompo Yayasan Netizen Cinta Singkawang, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Perawat magang menyuapkan makanan kepada seorang lansia yang dirawat di Panti Jompo Yayasan Netizen Cinta Singkawang, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Tangan seorang lansia menggenggam tangan perawat magang di Panti Jompo Yayasan Netizen Cinta Singkawang, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Sejumlah lansia bersama perawat magang melakukan olah gerak tubuh saat kegiatan berjemur di bawah matahari pagi di halaman Panti Jompo Yayasan Netizen Cinta Singkawang, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Sejumlah lansia berjemur di bawah matahari pagi di halaman Panti Jompo Yayasan Netizen Cinta Singkawang, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Tiga lansia didampingi dua perawat saat berjemur di bawah matahari pagi di Panti Jompo Yayasan Netizen Cinta Singkawang, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Sejumlah lansia berbincang sebelum berangkat untuk melaksanakan shalat jumat di masjid terdekat, di ruangan terbuka Panti Jompo Yayasan Netizen Cinta Singkawang, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Seorang lansia duduk di tempat tidurnya di Panti Jompo Yayasan Netizen Cinta Singkawang, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

Sebuah kisah inspiratif datang dari Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Muhamad Irvan, anggota kepolisian di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Singkawang, Kalimantan Barat yang mendedikasikan dirinya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. 

Ia dikenal sebagai sosok yang sering dicari warga untuk mengadukan berbagai masalah, mulai dari persoalan pribadi, rumah tangga, hingga konflik antarwarga. Sebelum kasus berlanjut ke ranah hukum, dia bersama timnya selalu berusaha mencari solusi damai. "Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan jika kita duduk bersama," ujarnya.

Selain upaya menyelesaikan konflik, Aipda Irvan juga aktif di media sosial untuk membantu warga yang kehilangan barang dan anggota keluarga serta kerap mengoordinasikan bantuan kesehatan bagi warga yang tidak mampu.

Kepeduliannya semakin berkembang ketika ia menyadari ternyata banyak warga lansia di Singkawang hidup sendiri dan tanpa perawatan. Awalnya, dia membantu membagikan sembako hasil donasi warganet. Namun setelah melihat banyak lansia yang sakit dan tidak mampu mengurus diri sendiri, Aipda Irvan kemudian mengambil langkah lebih jauh.

Ia lalu menyewa bangunan untuk menampung para lansia terlantar. Tetapi seiring dengan bertambahnya jumlah penghuni, Aipda Irvan kemudian membawa mereka ke tempat tinggal pribadinya. Ketika rumahnya tak lagi memadai dan sempat terdampak banjir besar, dia memutuskan mencari tanah untuk membangun panti jompo yang lebih layak. 

Dengan menggunakan dana pribadinya serta dukungan dari para donatur, Aipda Irvan berhasil membangun Panti Jompo Netizen Cinta Singkawang (NCS) seluas 600 meter persegi di Jalan Tani 2, Kelurahan Pasiran, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, guna menampung para lansia terlantar secara gratis.  

Perjalanan dalam mendirikan panti jompo tersebut tidaklah mudah. Berbagai tantangan dihadapinya namun Aipda Irvan tidak pernah menyerah dan tetap fokus pada tujuannya.

“Saya merasa terpanggil untuk membantu para lansia yang kurang beruntung. Mereka adalah bagian dari masyarakat yang harus kita jaga dan perhatikan,” ujarnya.

Saat ini, panti jompo tersebut menampung 42 lansia dengan berbagai kondisi gangguan kesehatan, mulai dari strok, kebutaan, gangguan pendengaran, ODGJ, demensia, amputasi kaki, hingga penyakit seperti hipertensi, asam urat, dan kolesterol tinggi. 

Sebagian dari mereka merupakan warga Tionghoa dari Suku Hakka atau Khek sehingga dibutuhkan seorang penerjemah bahasa Hakka atau Khek untuk mempermudah komunikasi.

"Hotel" lansia tersebut memiliki 24 kamar yang dilengkapi dengan kamar mandi dalam, mesin pendingin udara, televisi dan  tersedia juga dapur umum serta area khusus untuk para lansia untuk bersosialisasi. Selain itu, setiap bulan mereka diberikan uang saku Rp100 ribu per orang sebagai bentuk perhatian dan kepedulian. 

Berbagai kegiatan rutin seperti pemeriksaan kesehatan berkala, aktivitas rekreasi, dan pelatihan ringan untuk para lansia juga diberikan agar mereka tetap aktif dan merasa dihargai. Sementara untuk kegiatan rohaninya, mereka diantar ke rumah ibadah seperti masjid, gereja, dan kelenteng. 

Aipda Irvan berharap dengan berdirinya panti jompo yang telah memberikan tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi para lansia tersebut dapat menjadi inspirasi bagi orang lain sehingga  semakin banyak masyarakat yang peduli dan turut berkontribusi dalam membantu mereka yang membutuhkan.

Foto dan Teks: Jessica Wuysang

Editor: R Rekotomo

Pewarta: Jessica Wuysang | Editor:

Disiarkan: 24/04/2025 17:50