Menjemput Asa di Lentera Jiwa
Pagi itu sinar mentari terlihat malu-malu di antara awan yang kelabu. Dua orang Perempuan berompi merah marun berjalan kaki di antara rumah warga di Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Mereka adalah pengurus Lentera Jiwa yang hendak melakukan kunjungan rumah ke pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang sudah berangsur pulih. Kunjungan tersebut untuk memastikan ketersediaan obat, kesehatan serta informasi perkembangan terkini dari pasien ODGJ itu.
Lentera Jiwa merupakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melalui Fuel Terminal (FT) Bandung bersama Pemerintah Desa Pangauban.
Program yang telah dimulai sejak tahun 2022 ini berfokus kepada pemberdayaan dan pemulihan secara berkelanjutan bagi orang dengan gangguan jiwa atau sobat jiwa agar memiliki fungsi sosialnya kembali.
Memiliki pesan “No stigma, Sayangi Jiwa dan Peduli Sesama”, program pemberdayaan untuk sobat jiwa ini menjadi sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang inklusif, memberikan dukungan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Selain melakukan kunjungan rumah, bentuk program yang dijalankan ini meliputi edukasi bertahap ke masyarakat, pemulihan dan pemberdayaan yang melibatkan sobat jiwa dengan memberikan pelatihan keterampilan seperti usaha cuci motor.
"Kami memberikan pelatihan dan memberdayakan sobat jiwa sesuai dengan keahlian dan keinginannya masing-masing", ucap Ating Nugraha sebagai Ketua Lentera Jiwa.
Pengurus program tersebut mencatat di Desa Pangauban terdapat 26 sobat jiwa dan 12 di antaranya sudah berangsur pulih serta mampu bekerja secara mandiri. Bagi mereka, metode pengobatan atau pemulihan berbasis lingkungan sekitar lah yang paling dibutuhkan dan efektif diterapkan bagi sobat jiwa untuk kembali berdaya selain dari faktor farmakologis.
Fokus pengurus selalu menitikberatkan pendekatan serta edukasi terhadap keluarga, tetangga serta lingkungan pekerjaan untuk lebih peduli dan menerima dengan tangan terbuka atas keberadaan sobat jiwa yang telah kembali.
"Tujuan utamanya untuk mengurangi stigma negatif yang selama ini melekat di masyarakat dengan memberikan edukasi, peningkatan kesadaran, serta membangun pemahaman yang lebih inklusif tentang pentingnya kesehatan jiwa," kata Titin Suhartini sebagai pengurus program tersebut.
Kehadiran program ini diharapkan mampu menjadi sarana bagi sobat jiwa menjemput asa untuk kembali pulih seperti sediakala dan kembali berdaya. Tidak lagi dipandang sebagai beban bagi keluarga maupun lingkungan sekitar.
Foto dan teks: Abdan Syakura
Editor: Zarqoni Maksum
Pewarta: Abdan Syakura | Editor:
Disiarkan: 08/06/2025 13:53