Cahaya harapan di tanah To Kalekaju pedalaman Luwu Utara
Cahaya lembayung mulai menghiasi langit To Kalekaju. Seorang teknisi mulai membuka pintu air untuk mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Dusun Sae, Desa Embonatana, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Sinar lampu neon pun terpancar menerangi rumah-rumah warga.
Kecamatan Seko yang berada di tengah Pulau Sulawesi itu belum dijangkau aliran listrik dari PLN. Sehingga warga di daerah terpencil tersebut mengandalkan PLTMH untuk mendapatkan energi listrik.
Beberapa PLTMH telah dibangun di sejumlah titik di 12 desa di kecamata itu. Salah satunya PLTMH di Dusun Sae yang dibangun melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan 2011 dengan kapasitas 23 kilowatt (kW). Menjadi sumber listrik untuk 77 rumah di Dusun Sae dan Lambiri, Desa Embonatana.
Kehadiran PLTMH tersebut seolah menjawab harapan warga untuk menikmati energi listrik di tanah To Kalekaju. Menjadi sumber cahaya dalam gelapnya malam di antara Pegunungan Quarles dan Verbek. Sayangnya PLTMH itu hanya beroperasi saat malam hari sehingga sebagian warga memanfaatkan panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik di siang hari.
Pada tahun 2014 lalu, pernah ada rencana pembangunan bendungan dan PLTA di Kecamatan Seko akan dimulai. Lokasi yang dipilih untuk proyek tersebut mencakup wilayah Desa Tana Makaleang. Sementara pembangunan bendungan untuk suplai air ke PLTA itu terletak di Dusun Sae, Desa Embonatana. Sebuah lembah dengan aliran Sungai Betue membentang di tengahnya.
Rencana pembangunan itu tidak berjalan sesuai rencana. Warga setempat menolak karena menilai dapat mengancam keberlangsungan wilayah adat di daerah itu. Juga akan merampas ruang hidup mereka.
Perjuangan warga Seko mempertahankan wilayah adat dan ruang hidup mereka selama beberapa tahun akhirnya membuahkan hasil. Perusahan menarik kembali peralatan pembangunan dari daerah tersebut. Proyek pembangunan bendungan dan PLTA itu tidak terealisasi hingga saat ini. Walaupun demikian, harapan warga untuk mendapatkan energi listrik dengan layak tidak sepenuhnya terkubur.
Pada 2020, pemerintah mulai meningkatkan infrastruktur jalan ke daerah itu. Hingga 2024, jalanan aspal telah masuk ke wilayah Seko dengan deretan tiang listrik terpancang di sepanjang sisinya. Meskipun belum menjangkau daerah perkampungan dan instalasi jaringan listrik dari PLN belum terhubung, namun tiang-tiang itu seperti penopang harapan warga untuk menikmati layanan listrik tanpa harus mengorbankan tanah ulayat mereka.
Hingga kini, harapan itu terus hidup. Tetap terawat layaknya PLTMH Dusun Sae yang memberikan cahaya selama lebih dari satu dekade terakhir.
Foto dan Teks: Arnas Padda
Editor : Yusran Uccang
Pewarta: Arnas Padda | Editor:
Disiarkan: 12/06/2025 11:11