Bergerak tanpa melihat, melangkah melampaui batas

lasadewa Satrianya Aji berpose pada sesi pemotretan profil.
Suasana lokasi latihan perenang tuna netra asal DKI Jakarta, Iasadewa Satrianya Aji di Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP), Ragunan, Jakarta.
Pelatih mengukur catatan waktu lasadewa Satrianya Aji saat berlatih renang.
Iasadewa Satrianya Aji berlatih renang gaya kupu-kupu.
Perenang tunanetra asal DKI Jakarta Iasadewa Satrianya Aji berlatih di Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP), Ragunan, Jakarta.
Perlengkapan renang milik lasadewa Satrianya Aji.
Iasadewa Satrianya Aji mengoperasikan gawai seusai bersekolah di SMA Negeri 98 Jakarta, Pasar Rebo, Jakarta.
Iasadewa Satrianya Aji (kiri) berjalan dengan rekannya di SMA 98 Jakarta.
asadewa Satrianya Aji (kiri) menunjukkan kebolehannya bermain gitar dalam salah satu acara siniar (podcast).
Iasadewa Satrianya Aji bersama ibu dan saudaranya melakukan panggilan video dengan ayahnya yang bertugas sebagai anggota TNI di Papua.
Iasadewa Satrianya Aji berpose dengan medali lomba renang yang diraihnya.

"Aku bisa nggak ya jadi perenang?," tebersit pertanyaan di benak Iasadewa Satrianya Aji kala dia berumur lima tahun.

 

Awalnya, bisa berenang adalah kemustahilan bagi Aji, nama panggilannya, yang merupakan penyandang tunanetra total.

 

Kondisi matanya yang tidak bisa melihat sejak lahir tersebut membuatnya harus beradaptasi menjalani keseharian dengan keterbatasan, termasuk dalam berolahraga.

 

Namun itu tidak membuatnya patah semangat. Sejak kecil dia termotivasi untuk membuktikan kepada orang-orang di sekitarnya bahwa dia bisa melewati keterbatasan itu. Dengan semangat tersebut, dia memberanikan diri untuk belajar dan berlatih berenang.

 

Tak ingin selesai dengan hanya mahir berenang, pemuda kelahiran Juni 2006 tersebut pun juga memberanikan diri untuk mulai mengikuti lomba.

 

Usahanya dalam berlatih keras pun tak sia-sia. Berbagai perlombaan dari tingkat kota, provinsi, hingga nasional berhasil ia menangi. Pundi-pundi medali dari ajang seperti Pekan Pelajar Nasional dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) pun telah ia koleksi.

 

"Saya ingin meraih prestasi lebih tinggi lagi di kompetisi internasional," kata Aji yang sedang mempersiapkan diri dalam ajang Asean Paragames 2025 di Bangkok, Thailand.

 

Bukan hanya dalam olahraga, Aji pun bertekad membuktikan dirinya bisa berprestasi dalam bidang akademis.

 

Sebagian orang mungkin mengira Aji bersekolah di sekolah luar biasa (SLB), tempat yang secara umum diperuntukkan bagi siswa berkebutuhan khusus.

 

Namun, nyatanya Aji menjalani pendidikan di sekolah umum bersama siswa-siswa lainnya yang memiliki penglihatan normal.

 

Pelajar kelas XI SMA Negeri 98 Jakarta tersebut pun tidak minder dalam kesehariannya di sekolah. Bahkan, kini ia juga aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler musik band. Ia kerap mempertontonkan kebolehannya dalam bermain gitar dalam sejumlah acara.

 

Semangatnya dalam melewati keterbatasan pada dirinya ini tak ingin dia simpan untuk dirinya sendiri.

 

Melalui media sosial Aji pun aktif berbagi cerita. Sejumlah media podcast atau siniar juga telah ia sambangi untuk menyebarluaskan semangatnya ke khalayak lebih luas.

 

Aji membuktikan bahwa bergerak tanpa melihat bukanlah hal yang mustahil dan melangkah melampaui batas bukan sekedar mimpi, tapi kenyataan bila itu dilakukan dengan keinginan kuat dan kerja keras.

 

 

 

Foto dan teks : Jasmine Nadhya Thanaya

 

Editor : Wahyu Putro A

Pewarta: Jasmine Nadhya Thanaya | Editor:

Disiarkan: 29/07/2025 21:44