Menjaga warisan bumi di Kota Walet

Foto udara kawasan karst dan laboratorium geologi alam terbuka di Geosite Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Tugu penanda Geopark Kebumen di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Foto udara kawasan geosite Pantai Menganti di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Wisatawan berjalan di bebatuan columnar joint (struktur basalt kolumnar) kawasan Geosite Pantai Menganti, Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Wisatawan berkunjung di kawasan Geosite Pantai Menganti, Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
Batu beku vulkanik di situs geologi Watu Kelir, Desa Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Pengendara sepeda motor melintas di kawasan wilayah Geosite Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Pengelola situs geologi Gua Petruk Budi menunjukkan stalaktit dan stalagmit di dalam situs geologi Gua Petruk, Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Stalaktit dan stalagmit di dalam situs geologi Gua Petruk, Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Guru membersihkan benda cagar budaya arca Ganesha di SMP Negeri 1 Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Pekerja memproduksi genteng sokka Kebumen di Geosite Sentra Industri Genteng Sokka, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Pengelola Biosite Banyumudal, Shanum merebus air menggunakan biogas di Kawasan Biogas Terpadu Banyumudal, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Pekerja menyelesaikan pembuatan batik khas Kebumen di Desa Gemeksekti, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Pekerja menyelesaikan pewarnaan batik khas Kebumen di Desa Gemeksekti, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Di antara suara ombak, riuh burung walet, dan desiran angin laut di selatan Pulau Jawa, Kabupaten Kebumen menyimpan kisah panjang yang terpatri pada batu, tanah, dan tangan manusia. Tanah tua ini memelihara jejak geologi purba sekaligus budaya yang mengakar. Pada April 2025, dunia pun mengakuinya. Geopark Kebumen—dikenal juga sebagai The Mother of Earth —resmi ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark (UGGp).

Geopark Kebumen membentang luas dengan lebih dari 40 situs penting yang terbagi dalam tiga kategori utama: situs geologi (geosite), situs biologi (biosite), dan situs budaya (cultural site). Dari Pantai Menganti, lanskap menakjubkan tersaji di hadapan mata. Tebing-tebing kapur menjulang berpadu dengan laut biru yang membasuh daratan, menciptakan panorama indah sekaligus merekam jejak tabrakan lempeng bumi jutaan tahun silam.

Salah satu keistimewaan Pantai Menganti adalah keberadaan batuan columnar joint—formasi batu berbentuk kolom bersisi enam yang terbentuk dari pendinginan lava secara perlahan. Struktur langka ini menjadi penanda aktivitas vulkanik di masa lalu.

Dari pesisir, perjalanan membawa kita masuk ke dalam perut bumi. Goa Petruk menyuguhkan keheningan dan kegelapan yang sarat cerita. Stalaktit dan stalagmitnya tumbuh setetes demi setetes, mencatat proses geologis yang berlangsung dalam sunyi selama ribuan tahun. Goa ini bukan sekadar objek wisata alam, tetapi juga ruang belajar yang mengajarkan kesabaran bumi dalam membentuk dirinya.

Naik ke wilayah utara, Desa Karangsambung berdiri sebagai pusat ilmu pengetahuan geologi Indonesia. Di sini, batuan samudra purba tersingkap di permukaan, memungkinkan manusia membaca masa lalu bumi secara langsung. Karangsambung ibarat kitab terbuka, tempat bumi bercerita melalui patahan, rekahan, dan formasi batuan yang membentuk wajah Jawa Tengah. Menariknya, Karangsambung memiliki struktur bebatuan yang serupa dengan yang ditemukan di Pantai Menganti—batuan beku hasil aktivitas vulkanik bawah laut jutaan tahun silam. Kesinambungan ini menghubungkan dataran tinggi dan pesisir selatan Kebumen, menjadikannya laboratorium alam yang utuh dalam lanskap geopark dunia.

Tak hanya soal batu dan laut, Kebumen juga memelihara inovasi ramah lingkungan. Di Desa Banyumudal, Biosite Eduwisata Biogas Terpadu  hadir sebagai solusi pengelolaan limbah organik sekaligus ruang edukasi. Program ini mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan dengan pemberdayaan masyarakat. “Biogas ini sudah disalurkan ke sebagian rumah warga, dan lumayan bisa menghemat pengeluaran pembelian elpiji, sekaligus mengenalkan energi ramah lingkungan,” kata Shanum, pengelola biosite tersebut.

Di tengah permukiman, Industri Genteng Sokka menjadi bukti keterampilan manusia dalam membaca dan mengolah bumi. Tanah liat diubah menjadi genteng yang kuat dan tahan lama dengan teknik tradisional. Bau tanah basah, asap tungku pembakaran, dan ritme kerja para pengrajin berpadu membentuk lanskap budaya yang hidup.

Jejak sejarah juga tersimpan di halaman SMP Negeri 1 Kebumen, tempat sebuah arca Ganesha berdiri diam. Berada di lingkungan pendidikan, arca ini menjembatani masa silam dan masa kini. “Arca ini sudah ada sejak lama, bahkan sebelum saya mengabdi di sini, dan menjadi bagian penting dari sejarah kebudayaan yang dapat dikenalkan langsung kepada para siswa,” tutur Abdul Syukur, kepala sekolah setempat.

Bergeser ke Desa Gemeksekti, tangan-tangan perempuan menggoreskan kisah Kebumen di atas lembar kain batik. Motifnya terinspirasi dari ombak pantai selatan, formasi batu karst, hingga siluet burung walet—ikon daerah ini. Batik khas Kebumen bukan sekadar busana, tetapi warisan budaya tak benda yang merekam keterikatan manusia dengan alam dan diwariskan lintas generasi. Hikmah, pemilik Rumah Produksi Batik Sekar Jagad, berharap pengakuan UNESCO terhadap Geopark Kebumen dapat membawa dampak positif bagi industri batik lokal dan memperluas jangkauannya hingga tingkat global.

Kebumen adalah lanskap yang bercerita. Ia bukan hanya kumpulan lokasi indah, melainkan ruang hidup yang menyatukan geologi, budaya, dan inovasi. Dalam batu yang senyap, dalam limbah yang diolah, dalam genteng yang dibakar, dan dalam kain yang dilukis, tersimpan kesadaran untuk hidup berdampingan dengan bumi dan bukan sekadar sebagai pewaris, tetapi juga penjaga.

Foto dan teks : Aprillio Akbar

Editor: R. Rekotomo

 

Pewarta: Aprillio Akbar | Editor:

Disiarkan: 11/08/2025 17:08