Satu Lagi dari Asia

Ujung tombak Jepang Keisuke Honda menerima umpan panjang Daisuke Matsui dari sayap kiri pertahanan Kamerun. Dia mengontrol sebentar Jabulani yang kontroversial itu, lalu segera melesakannya bak peluru sebelum diserobot dua bek Kamerun. Jabulani menembus jala tiang dekat kiper veteran Soleymanou Hamidou yang tak kuasa menghentikannya.

Gol indah. Di bench Jepang, offisial dan pemain cadangan berpelukan kegirangan menyambut gol Honda yang sehari-harinya adalah gelandang serang CSKA Moscow. Bintang baru telah lahir pada laga perdana tim samurai biru, meskipun belum sepuluh kali Honda membela timnas Jepang.

Setelah kegemilangan Korsel menekuk Yunani dengan telak semalam, anak-anak matahari terbit itu rupanya menyimpan dendam untuk juga memperlihatkan taring mereka. Di pasar taruhan William Hill, Kamerun sangat diunggulkan. Namun perjuangan Jepang dengan taktik yang jitu berhasil membalikkan anggapan itu.

Jepang memulai gerakan dengan cool. Mereka sengaja menahan bola dengan umpan-umpan pendek menyusur tanah. Sesungguhnya pelatih Kamerun asal Perancis Paul Le Guen sudah mengantisipasi itu, namun di lapangan para pemain sekelas Samuel Eto'o pun dibuat mati angin oleh disiplinnya zonal marking yang diterapkan pasukan Jepang. Hingga detik teralhir dihembuskan melalui peluit wasit.

Meskipun penguasaan bola Kamerun mencapai 55 persen, dan memforsir kemenangan karena memasang pola agresif 4-3-3, namun mereka benar-benar terpenjara permainan cepat Jepang. Di lini belakang yang dikomandoi bek veteran yang tangguh Yuji Nakazawa, memimpin kontrol dengan Yuto Nagatomo, Yuichi Komano dan Marcus Tulio Tanaka.

Ketangguhan lini belakang Jepang sesungguhnya di sokong lini gelandang yang solid dan disiplin. Jepang mampu lebih efektif memanfatkan peluang menjadi bahaya bagi lawan. Di bawah komando Daisuke Matsui timnas Jepang menjadi kesbelasan yang cukup pantas untuk diperhitungkan. Ujian sesungguhnya adalah saat menghadapi Denmark yang tak kalah disiplinnya, dan Belanda tentunya. Salah satu favorit juara kali ini.

Matsui adalah kapten yang dingin untuk Jepang yang memainkan pola dasar 4-1-4-1, termasuk saat dia mengirim umpan lambung melampaui bek-bek tinggi besar Kamerun, Joel Matip dan Stepahne M'bia, dimana Honda sudah menanti dan mengeksekusi gol tunggal yang membuat mereka memiliki angka sama dengan pimpinan klasemen Belanda.

Sejauh pertarungan demi pertarungan, hingga grup E merampungkan laga perdana mereka, maka hanya tim muda Jerman yang tercatat menyuguhi penonton dengan pertandingan yang enak ditonton, memanjakan mata dan hati. Kegembiraan yang membuat stadion makin guruh oleh suara "jutaan" lebah dari terompet vuvuzela yang dihembuskan kencang penonton yang kerasukan rasa gembira.

Tim samurai biru, bagaimanapun hingga detik perdana penampilan perdana mereka tetap tercatat sebagai penampil yang menarik, bahkan lebih seru ketimbang menyaksikan penampilan pertama Belanda yang gugup dan terbata-bata melawan Denmark yang memberikan perlawanan keras meskipun mereka akhirnya mencatat kemenangan 2-0 yang salah satunya hanyalah hadiah bunuh diri bek Denmark Simon Poulsen.

oscar motuloh
kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara

(Foto: Antara/Reuters/Toru Hanai)

Pewarta: Oscar Motuloh | Editor:

Disiarkan: 15/06/2010 09:30