Welcome to Manchester
Stadion Old Trafford, 20 September 2009. Laga derbi Manchester United vs Manchester City baru berlangsung dua menit. Lemparan Ryan Giggs di sudut kanan pertahanan City disambar Patrice Evra yang lolos dari kawalan Shaun Wright-Phillips. Di kotak pinalti, operan Evra mendarat mulus di kaki Wayne Rooney yang segera menggiringnya ke depan. Dua bek City berusaha menghadang, tapi Rooney licin bagai belut. Dari jarak yang begitu dekat, sontekannya meluncur di sela-sela kaki Shay Given dan...gol! Skor 1-0 buat keunggulan Si Setan Merah.
Tertinggal satu gol di menit awal tak membuat City patah semangat. Percuma ada Tevez jika Si Biru Langit menyerah begitu saja. Tevez? Ya, Carlos Alberto Tevez, penyerang City yang baru saja membelot dari Old Trafford. Di menit ke-16, memanfaatkan kegamangan Ben Foster saat menjemput umpan terobosan lawan, dia berusaha merebut si kulit bundar. Bola lepas dari pelukan Foster, Tevez lalu menendangnya ke arah Gareth Barry yang berlari bebas ke arah gawang. Dengan sekali sepak, bola melesat ke gawang United. Skor menjadi satu sama dan berlangsung hingga turun minum.
Gol Barry membuat laga semakin panas. Di babak kedua, penonton disuguhi pertunjukan "gol dibalas gol" melalui aksi Darren Fletcher dan Craig Bellamy. Kedudukan 3-3 saat stoppage time tampaknya akan menjadi hasil akhir. Alamak, Michael Owen tiba-tiba menjebol gawang City hanya sekian detik sebelum peluit panjang berbunyi.
Gegap gempita pendukung United membahana mengiringi Alex Ferguson yang tampak seperti berdansa. Di bench tamu, Mark Hughes menggeleng-gelengkan kepala seolah tak percaya. Laga derbi itu berakhir secara dramatis di depan mata 75.066 penonton yang menyaksikannya secara langsung di Old Trafford.
Saat United menyambangi City of Manchester Stadium pada 17 April 2010, City tak mampu menebus kekalahan mereka. Tandukan Paul Scholes ke gawang Given di menit 90 membuyarkan harapan sang tuan rumah. Si Setan Merah lagi-lagi mempecundangi tetangganya itu secara mengejutkan.
Laga April 2010 itu adalah derbi ke-156 sejak kedua tim pertama bertemu di Divisi Dua pada November 1894. Saat itu, mereka hanyalah dua tim lokal dari Manchester sehingga laga di antara keduanya hampir tak memiliki makna spesial. Bahkan ketika sama-sama bermain di Divisi Satu pun, para Mancunian (sebutan buat warga Manchester) mendukung kedua klub sebagai wakil kota mereka.
Perseteruan mulai memanas pada tahun 70an dimana kekerasan kerap mewarnai pertandingan kedua tim. Pada Desember 1970, ganjalan keras George Best mematahkan kaki Glyn Pardoe. Pada musim 1973-1974, Mike Doyle dan Lou Macari sama-sama diganjar kartu merah karena terlibat perang mulut. Keduanya emoh keluar lapangan sampai-sampai wasit meminta bantuan polisi untuk mengawal mereka ke ruang ganti.
Periode setelah itu ditandai dengan rivalitas yang makin meruncing. Penyebabnya apalagi kalau bukan dominasi United di Liga Primer Inggris (EPL). Sejak EPL bergulir pada tahun 1992, United telah 11 kali menjuarai liga bergengsi itu sedangkan City sekali pun belum pernah menyusup ke empat besar.
Peta kekuatan United vs City di EPL mulai berubah sejak investor asing masuk sebagai pemilik klub. Sejak mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra mengambil alih kepemilikan City pada 2007, skuad Biru Langit mulai berbenah dengan menghabiskan 30 juta dolar untuk transfer pemain. Hasilnya, posisi City di EPL meningkat pesat pada musim 2007-2008. Belanja pemain dilakukan lebih gila lagi saat City berpindah tangan ke Sheik Mansour, milyuner asal Abu Dhabi. Nama-nama top seperti Robinho, Emmanuel Adebayor, Kolo Toure, Carlos Tevez dan Yaya Toure, mulai merumput di Eastlands.
Fakta bahwa skuad bertabur bintang telah menambah daya gedor City tak bisa disangkal lagi. Saat musim 2009-2010 berakhir, Roberto Mancini sukses menempatkan City di urutan ke-5 di klasemen. Meski kapabilitasnya sempat diragukan oleh para pemain, di bawah asuhannya City terus merangsek maju sebagai kekuatan baru.
Apakah United merasa terancam ketika City kini hanya terpaut lima poin di belakang mereka? Laga derbi di Old Trafford 12 Februari besok akan menjadi ajang pembuktiannya. Jika City menang, ancaman cukup serius akan dihadapi United yang baru saja gagal menjaga rekor tak terkalahkan di kandang Wolves pekan lalu. Tapi melawan Setan Merah di kandangnya sendiri tetap saja bukan perkara gampang. Pendukung fanatik United akan menjadi "pemain ke-12" yang siap meneror mental Tevez, sang pembelot.
John Brewin dari ESPN memprediksi kedua tim akan berbagi poin dalam laga ini. City punya peluang menang jika berani memainkan bola-bola atas karena sepertiga gol ke gawang United pada musim ini berasal dari sundulan lawan. Tapi sulit berharap Edwin van der Sar kebobolan di babak awal. Sejak April 2010, United tak pernah kebobolan di 45 menit pertama saat bermain di kandang sendiri.
Laga United vs City adalah pertarungan antara dominasi dan ambisi untuk menjadi yang terbaik. Bukan sekedar menentukan siapa yang berhak menyambut para turis dengan poster "Welcome to Manchester".
Anton Santoso
webmaster dan penikmat sepakbola
(Teks dari berbagai sumber, foto dari Wikipedia)
Pewarta: Anton Santoso | Editor:
Disiarkan: 12/02/2011 00:20