Ada Apa Dengan Mou di Nou Camp Nanti

Regu keamanan Inggris dengan menggunakan jip Range Rover bernopol RE 59 RUH mengawal sedan Roll Royce gelap dengan sunroof di bagian kursi belakang. Mereka berjalan perlahan melintasi jalan utama London yang pagi itu riuh rendah oleh ratusan ribu warga yang melambaikan bendera Union-Jack kecil di tangan. Mempelai wanita kerajaan Inggris duduk di kursi belakang ditemani ayah tercinta di sampingnya. Waktu tepat menunjukkan pukul 11 waktu setempat seperti tertera pada jam di menara gereja Westminster Abbey saat mereka sampai di halaman gereja yang sangat tersohor itu. Jumat itu, dua milyar pasang mata diperkirakan menyaksikan upacara pernikahan abad ini di layar kaca di seantero bumi. Seminggu belakangan ini perhatian warga dunia memang tertuju ke London, tempat berlangsungnya akad pernikahan Pangeran William, pewaris tahta Inggris dengan perempuan cantik pilihan hatinya, Kate Middleton, yang duduk di kursi belakang tadi, mengenakan busana pengantin berwarna offwhite yang elegan dengan raut wajah berbinar bahagia.

Satu-satunya pemberitaan hangat yang berhasil menyusup di antara berita romansa Cinderella itu hanyalah kisah di seputar pertarungan 2 x 45 menit dalam perang el Clasico jilid 3. Lokasinya di Estadio Bernabeu, kandang Real Madrid yang pada Kamis dinihari (28 April) itu menjamu seteru abadi mereka Barcelona dalam leg pertama semifinal Liga Champions. Di malam sebelumnya, raksasa Inggris Manchester United berhasil memperdayai tuan rumah Schalke 04 berkat kecerdikan Wayne Rooney dan kepiawaian Ryan Giggs di dalam kotak penalti kiper Manuel Neuer yang bermain sungguh cemerlang. El Clasico jilid 3 ini begitu tinggi tensinya hingga destroyer andalan Real, Pepe, yang cemerlang dalam el Clasico 2, harus diganjar kartu merah. Begitu pula pelatih kontroversial mereka, Jose Mourinho, yang diusir dari bench ke tribun penonton.

El Clasico 3 adalah medan yang bakal memperkeruh perseteruan kesebelasan royalis Real dengan blaugrana. Mereka berperang kata-kata usai laga teramat penting dalam kepelatihan musim pertama Mou di Real, apalagi dalam mengejar rekor pribadinya yakni meraih trofi Champions untuk ketiga kalinya dalam tiga klub yang berbeda. Sebelum penjagal berwajah bayi Barca, Lionel Messi, mempermainkan pemain belakang Real dan menyarangkan sepasang gol di penghujung laga kedua bebuyutan itu, tensi langsung tinggi saat wasit Wolfgang Stark memberi Pepe kartu merah langsung usai menahan laju Dani Alves yang meraung-raung kesakitan di atas rumput hijau. Striker Real Emanuel Adebayor usai laga dengan berang menyebut blaugrana sebagai kesebelasan elite yang teramat cengeng di pertarungan tersebut. Pemain Barca yang hebat-hebat itu tak perlu menang dengan cara seperti itu, sambung Adebayor dengan kesal. Mou bahkan lebih keras lagi, karena dia dengan judes mempertanyakan kepemimpinan wasit yang baginya bahkan lebih buruk dari wasit-wasit kontroversial yang pernah ada. Mou bahkan menuding Barca ada main dengan UEFA. Barca tengah memikirkan untuk memeja-hijaukan Mou yang mulutnya memang ringan komentar itu.

Kekalahan tuan rumah Schalke dan Real membuiat leg kedua jadi lenyap daya tariknya. Meskipun di Old Trafford dan Camp Nou fans berat kedua tim itu tetap ramai, namun apa menariknya menikmati semifinal kedua di Camp Nou dengan Mou harus duduk di tribun dan Sang Destroyer yang jelas belum dapat diturunkan pada laga nan penting itu nanti. Belum lagi Sergio Ramos harus absen karena akumulasi kartu. Namun di Camp Nou eksistensi Mou dipertaruhkan. Mou bukanlah pelatih yang bisa ditaklukan begitu saja sebelum wasit meniup panjang peluitnya. Menang dengan selisih tiga gol di kandang lawan bukanlah pekerjaan mudah, namun memegang pemeo sepakbola yang terkenal, "bola itu bundar" maka tarung pada laga terkahir el Clasico nanti tetaplah penuh tanda tanya.

Sementara Mou harus berpikir keras guna menampar Pep di kandangnya sendiri, di kota Manchester kelihatannya romansa Kate-William pasti masih meranum buah bibir orang-orang Inggris. Mereka bakal menuntut Michael Carrick cs untuk juga melanjutkan kegembiraan happily ever after itu dengan menyudahi perlawanan anak bawang macam Schalke supaya satu tiket final impian Manchester United versus Barcelona (dengan segala hormat pada Real Madrd) bisa terwujud pada pertarungan puncak yang bakal dimainkan di Wembley, stadion keramat bagi orang-orang Inggris 28 Mei 2011 mendatang. Buat Ferguson yang bergelar Sir, tak ada yang lebih membahagiakan untuk sekali lagi meraih tiket final yang sekaligus mempersembahkannya sebagai kado bulan madu pasangan kerajaan Inggris yang tengah berbahagia itu serta sekali lagi meraih trofi Champions yang spesial karena dilangsungkan di ranah Inggris. Setelah itu Sir Alex dapat pensiun dengan tenang dan bisa konsentrasi memasang taruhan untuk Gibraltar, kuda pacu kesayangannya.

Oscar Motuloh
Kurator GFJA, penikmat sepakbola

Foto: AFP/Pedro Armestre

Pewarta: Oscar Motuloh | Editor:

Disiarkan: 30/04/2011 07:35