Menanti Konser Nostalgia Guns n Roses

Sebuah kicauan menggembirakan meluncur dari akun twitter @Ashba milik gitaris paling anyar super group Guns'n Roses (GNR) DJ Ashba, 24 Nopember lalu. "Malam ini konser terakhir bersama Guns’n Roses di Hard Rock Hotel Las Vegas, lanjut akan meluncur ke India, Indonesia dan Tokyo!" Ya, DJ Ashba, lead gitar bersama frontman Axl Rose dan lainnya, tengah menggelar aksi di kota judi itu dalam rangkaian tur show-nya yang bertajuk "Appetite for Democracy" ke seluruh dunia.

Kabar itu tentu saja membawa angin segar bagi pecinta GNR di tanah air untuk menyaksikan penampilan mereka untuk pertama kalinya, meski sebelumnya mantan gitaris GNR Slash telah manggung di Istora Senayan beberapa waktu lalu dengan membawakan lagu-lagu GNR. Namun kehadiran Axl Rose bersama formasi baru GNR tentu saja menjanjikan sensasi dan kepuasan tersendiri.

Indonesia patut bangga karena masuk daftar show GNR di Asia. Dalam laman resminya, GNR telah mencantumkan Lapangan D Senayan Jakarta 15 Desember mendatang untuk dijadikan tempat konser setelah sebelumnya menyambangi penggemarnya di Mumbai, Bangalore dan New Delhi di India.

Namun demikian, formasi GNR yang akan tampil di Senayan bukanlah GNR yang pernah menjadi supergroup pada dekade 80-an saat masih digawangi Axl Rose, Izzy Stradlin, Steven Adler dan Duff McKagan yang melahirkan album "Appetite for Distruction" dan "Use Your Illusion" dan hit-hit klasik lainnya. Kini GNR hanya menyisakan Axl Rose dan pianis Dizzy Reed yang telah bergabung sejak album "Use Your Illusion", ditambah beberapa pamain baru.

Dengan menyisakan Axl Rose semata wayang, penampilan GNR dalam setiap aksi panggungnya memang sempat mengecewakan. Penggemar setia GNR pasti masih merindukan formasi klasik, terutama saat Slash masih memetik dawai gitar. Dalam laman YouTube yang menayangkan unggahan video konsernya, sejumlah orang mengesankan ketidakpuasan, bahkan ada komentar satir bahwa GNR yang sekarang tak lebih dari band yang mengiringi Axl Rose bernyanyi. Ada juga yang menganggap bahwa tanpa Slash, GNR tidak pernah ada.

Sudah menjadi rahasia umum kalau Axl Rose dan Slash, setelah berpisah pada 1993 usai melepas album "Spaghetti Incident", terlibat perseteruan yang tak kunjung selesai. Kedua ikon band itu sibuk dengan proyeknya masing masing. Slash membentuk Slash's Snakepit, kemudian bersama vokalis Scott Weiland mendirikan Velvet Revolver yang mengusung lagu-lagu bergaya GNR. Setelah sempat menelurkan dua album, Velvet Revolver kini tak terdengar lagi kabarnya. Terakhir, Slash bersolo karir bersama vokalis Alterbridge, Myles Kennedy dan terus melakukan tur termasuk ketika tampil di Istora Jakarta itu.

Sementara Axl Rose terus bertahan dengan GNR. Dengan menggandeng sejumlah musisi, album "Chinese Democracy" berhasil diluncurkan pada November 2008. Butuh waktu sepuluh tahun untuk menggarap album ini, dengan bujet hampir mencapai 13 juta dolar sehingga tercatat sebagai album termahal. Meski dilarang beredar di China, album ini cukup mendapat sambutan, meski tak seheboh "Appetite for Distruction" dan "Use Your Illusion", namun sejumlah kritikus menilainya cukup bagus. Majalah Rolling Stones memberi empat bintang, sementera The Guardian mengganjar tiga bintang untuk album itu.

Berbekal album ini Axl Rose mulai melakukan tur ke seluruh dunia setelah vakum pada 1994-1998. Pada Agustus 2012, GNR mengumumkan konser terbarunya yang bertajuk "Appetite For Democracy" di Las Vegas yang menandai 25 tahun album debutan tersukses mereka "Appetite fot Distruction" dan empat tahun album terakhirnya "Chinese Democracy".

Sesuai tajuk turnya, kemungkinan besar Axl Rose akan membawakan lagu-lagu hit GNR seperti "Welcome to the Jungle", "Paradise City", "Sweet Child O' Mine", "Civil War", "November Rain", "Chinese Democracy" dan "This I Love". Para pecinta GNR yang merindukan "sound" GNR saat bersama Slash, tak usah khawatir. Axl Rose bersama formasi terbarunya memboyong tiga gitaris untuk mengisi kekosongan gitar Slash secara keroyokan. Hasilnya tidak jauh berbeda dengan GNR yang dahulu.

Tiga gitaris yang tergabung dalam formasi terbaru GNR itu adalah Richard Fortus, Ron "Bumblefoot" Thal dan teranyar DJ Ashba, yang baru bergabung 2009 lalu. Mereka didukung oleh Dizzy Reed (kibor, piano), Tommy Stinson (bass), Chris Pitman (kibor) dan Frank Ferrer (drum).

Hanya saja memang vokal Axl Rose tak seunik dulu, bahkan tak jarang keteteran pada nada-nada tinggi dan panjang. Maklum sudah termakan usia. Selebihnya penonton masih bisa menikmati nomor-nomor legendaris GNR.

Penampilan gitaris DJ Ashba perlu mendapat catatan tersendiri. Selain piawai menirukan melodi Slash, dia juga ciamik saat bermain solo. Bila beruntung, publik Jakarta akan bisa menikmati solo DJ Ashba "The Ballad of Death" yang menyayat hati. Sayang, untuk menonton aksi mereka kita harus merogoh kocek lebih dalam karena promotor mematok tiket termurah 770.000 rupiah, sementara untuk VIP dibanderol 2,2 juta perak. Tapi, jika anda pecinta berat GNR dan ingin bernostalgia dengan hit-hit mereka, harga tiket sebesar itu tentu tak masalah, bukan?

Zarqoni Maksum
Editor antarafoto, penikmat musik

Foto: Konser GNR di Nottingham, Inggris, 2012 (Wikipedia)

Pewarta: Zarqoni Maksum | Editor:

Disiarkan: 27/11/2012 13:48